Balada Eliezer dan Elegi Yosua di Persidangan Sambo

Jum'at, 10 Februari 2023 - 20:49 WIB
loading...
Balada Eliezer dan Elegi...
Lely Arrianie (Foto: Ist)
A A A
Lely Arrianie
Dosen Komunikasi UNAS, Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) dan Presidium AIKPI

TERIAKAN histeris pengunjung di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, terutama emak-emak yang sepanjang sidang menjadi pendukung Barada Richard Eliezer, membuat hakim harus berkali-kali memberi peringatan.

"Mohon tenang, mohon tenang , tolong hargai pengadilan ini,“ ujar hakim.

Namun, seolah tidak terima dengan tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang menuntut Eliezer 12 tahun penjara, teriakan itu pun berganti tangis kesedihan, termasuk tangis tertahan Eliezer dan orang tuanya yang hadir di sidang peradilan FerdySambo itu.

Logika Publik dan Logika Hukum
Eliezer memang secara ksatria mengakui di sidang peradilan itu bahwa dialah yang menembak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atas perintah Sambo, tetapi dia juga yang membuka kotak pandora misteri kematian Yosua yang semula direkayasa Ferdy Sambo sebagai peristiwa dua arah, yakni tembak menembak antara Yosua dan Eliezer, dikarenakan Eliezer memergoki Yosua yang tengah melecehkan Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.

Baca Juga: koran-sindo.com

Eliezer-lah yang menjadi satu-satunya penguak fakta sebenarnya matinya Yosua di rumah dinas Sambo yang saat itu menjabat Kadiv Propam Polri, bukanlah karena tembak menembak, tetapi karena dibunuh.

Alhasil, Eliezer pun meminta perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban ( LPSK) untuk menjadi justice collaborator, bekerja sama dengan penegak hukum menguak kebenaran di balik terbunuhnya Yosua.

Dukungan publik kepada Eliezer ditunjukkan di dunia maya dan dunia nyata. Para pendukung Eliezer memberikan motivasi baik langsung maupun tidak langsung agar Eliezer berkata jujur. Pada saat persidangan pertama saat menghadirkan orang tua Yosua, Eliezer bersimpuh sambil menangis meminta maaf kepada orang tua Yosua, dan Eliezer berjanji akan mengungkapkan kebenaran sepanjang peradilan berlangsung. Orang tua Yosua pun memaafkan Eliezer.

Ayah Yosua mengatakan, ”Tidak ada orang yang menginginkan anaknya menjadi pembunuh dan tidak ada juga orang tua yang menginginkan anaknya dibunuh, kami memaafkan, tapi kita hidup di negara hukum, biarlah hukum yang memutuskan."
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2133 seconds (0.1#10.140)