Rasa Keadilan dan Profesionalisme Polri
loading...
A
A
A
Di waktu yang bersamaan, kepolisian juga menghadapi kasus kecelakaan lalu lintas yang menewaskan mahasiswi asal Cianjur Selvi Amelia Nuraeni yang juga mengundang polemik serius. Mahasiswi Universitas Suryakancana itu meninggal ditabrak mobil rombongan polisi di wilayah Cianjur. Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan menegaskan Selvi tidak ditabrak rombongan mobil polisi. Tapi oleh mobil Audi warna hitam yang dikemudikan warga sipil yang menerobos masuk rombongan mobil polisi.
Sopir Audi Hitam sudah ditetapkan tersangka. Namun, menurut pihak keluarga mobil yang menabrak Selvi bukan Audi warna hitam, tapi Toyota Kijang Innova dari rombongan kepolisian. Polemik mencuat dan warga mengadu ke akun sosmed Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang kemudian menjadikan kasus sebagai atensi khusus.
Belakangan diketahui, dalam mobil Audi itu terdapat penumpang perempuan yang mengaku sebagai istri anggota polisi yang ikut dalam rombongan. Dan sopir mobil Audi juga membantah tuduhan mobilnya yang menabrak motor Selvi.
Dua kasus kecelakaan lalu lintas di atas yang menyebabkan dua mahasiswa meninggal dunia di tempat terpisah itu jelas bukan masalah biasa. Karena kedua kejadian melibatkan unsur kepolisian, yakni mantan Kapolsek Cilincing yang terkait dengan kecelakaan Hasya dan orang yang mengaku istri anggota polisi yang ikut rombongan mobil yang diduga menabrak Selvi.
Kepolisian harus profesional dan tidak boleh berpihak kepada pihak tertentu dalam menegakkan hukum karena hilangnya nyawa manusia. Tidak boleh ada rekayasa lagi untuk meringankan hukuman kepada pihak tertentu dan mengorbankan keadilan bagi korban yang meninggal dunia.
Atensi Kapolri untuk mengusut tuntas kasus ini harus dijadikan pegangan agar Polri benar-benar profesional, tidak pandang bulu meskipun nanti anggotanya terbukti bersalah dari proses penyidikan. Polri yang profesional adalah pengayom hukum dan penjamin rasa keadilan bagi masyarakat. Apalagi Polri sedang berupaya memulihkan citra dirinya sebagai institusi yang bisa dipercaya setelah tragedi Ferdy Sambo.
Sopir Audi Hitam sudah ditetapkan tersangka. Namun, menurut pihak keluarga mobil yang menabrak Selvi bukan Audi warna hitam, tapi Toyota Kijang Innova dari rombongan kepolisian. Polemik mencuat dan warga mengadu ke akun sosmed Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang kemudian menjadikan kasus sebagai atensi khusus.
Belakangan diketahui, dalam mobil Audi itu terdapat penumpang perempuan yang mengaku sebagai istri anggota polisi yang ikut dalam rombongan. Dan sopir mobil Audi juga membantah tuduhan mobilnya yang menabrak motor Selvi.
Dua kasus kecelakaan lalu lintas di atas yang menyebabkan dua mahasiswa meninggal dunia di tempat terpisah itu jelas bukan masalah biasa. Karena kedua kejadian melibatkan unsur kepolisian, yakni mantan Kapolsek Cilincing yang terkait dengan kecelakaan Hasya dan orang yang mengaku istri anggota polisi yang ikut rombongan mobil yang diduga menabrak Selvi.
Kepolisian harus profesional dan tidak boleh berpihak kepada pihak tertentu dalam menegakkan hukum karena hilangnya nyawa manusia. Tidak boleh ada rekayasa lagi untuk meringankan hukuman kepada pihak tertentu dan mengorbankan keadilan bagi korban yang meninggal dunia.
Atensi Kapolri untuk mengusut tuntas kasus ini harus dijadikan pegangan agar Polri benar-benar profesional, tidak pandang bulu meskipun nanti anggotanya terbukti bersalah dari proses penyidikan. Polri yang profesional adalah pengayom hukum dan penjamin rasa keadilan bagi masyarakat. Apalagi Polri sedang berupaya memulihkan citra dirinya sebagai institusi yang bisa dipercaya setelah tragedi Ferdy Sambo.
(bmm)