Jalan Kaki di Trotoar
loading...
A
A
A
Jika menilik manfaat praktis dari kegiatan jalan kaki, sudah banyak disebutkan dalam berbagai literatur. Dikutip dari situsHallodoc, misalnya, manfaat jalan kaki itu jelas menyehatkan secara fisik.
Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyarankan sebaiknya kita bisa mendapatkan manfaat optimum dari berjalan kaki dengan 10.000langkah.Dari jumlah sebanyak itu pejalan kaki akan mendapatkan manfaat kesehatan yang sangat besar lain, seperti memperkuat fisik tubuh, menghindari penyakit kronis, membantu membakar kalori,meningkatkan imunitas tubuh, meningkatkan energi, dan memperbaiki suasana hati.
Mengembalikan Budaya Jalan Kaki
Kendati beragam kebaikan jalan kaki itu tidak ada yang membantah, pada praktiknya kegiatan ini jarang dilakukan oleh kebanyakan warga.Bahkan ketika pemerintah membuat beberapa kegiatan, seperticar free dayyang di dalamnya memberikan ruang seseorang untuk membiasakan jalan kaki, pun tetap saja kegiatan ini belum kembali menjadi budaya.
Jika ditelisik lebih lanjut, ada sejumlah alasan mengapa masyarakat, terutama yang tinggal di perkotaan saat ini,kurang menyukai budaya jalan kaki dalam kehidupan sehari-hari.Pertama, seperti sudah disebutkan di atas, tidak seluruh trotoar yang menjadi hak para pejalan kaki itu eksis di semua ruang jalan.Banyaknya trotoar yang tidak terurus atau beralih fungsi menjadi kegiatan lain membuat masyarakat semakin malas untuk berjalan kaki.
Kedua, tersedianya kendaraan, khususnya sepeda motor, menyebabkan orang malas untuk berjalan kaki.Ada anggapan sekaligus fakta bahwa menggunakan motor menjadi lebih cepat mencapai tempat tujuan.Ketiga, keamanan.Di Indonesia keamanan buat para pejalan kaki demikian rapuh.
Keamanan yang dimaksud di sini adalah dari sisi sarana prasarana yang nyaman diinjak dan dilalui, karena unsur luas dari jalan tersebut memadai untuk dilalui orang banyak; juga keamanan dari hal-hal yang sifatnya nonfisik seperti dari orang yang berniat tidak baik kepada para pejalan kaki.
Berangkat dari masalah itu, pilihan terbaik untuk mengembalikan budaya jalan kaki adalah negara memiliki keberpihakan kepada para pejalan kaki. Misalnya dengan memberikan berbagai insentif bagi mereka yang melakukan jalan kaki dari rumah ke tempat kerja maupun ke tempat aktivitas lain.
Berbagai insentif itu bisa berwujud dalam beragam hal seperti insentif pemotongan pajak atau dapatvoucheruntuk membeli kopi atau insentif lain yang bisa mengundang orang turun kembali untuk melakukan jalan kaki. Selanjutnya memastikan bahwa para pejalan kaki itu selain nyaman juga aman. Faktor-faktor ini tentu sangat fundamental dalam mengembalikan budaya jalan kaki agar kembali menjadipada masyarakat.
Mereka yang melakukan kegiatan jalan kaki merasa aman karena terdapat banyak CCTV yang mengawasi aktivitas mereka juga ada aparat polisi trotoar, misalnya, yang memastikan kenyamanan.
Terakhir, memastikan ruang jalan kaki pun cukup luas untuk dilalui oleh banyak orang sehingga ketika ada sejumlah orang yang melakukan aktivitas bersamaan di sana untuk menuju ke sebuah tempat atau ke tujuan mana pun, mereka tidak akan bertabrakan atau bersenggolan. Jika itu semua bisa dilakukan, banyak orang akan terpanggil untuk menikmati lingkungan dengan berjalan kaki.
Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyarankan sebaiknya kita bisa mendapatkan manfaat optimum dari berjalan kaki dengan 10.000langkah.Dari jumlah sebanyak itu pejalan kaki akan mendapatkan manfaat kesehatan yang sangat besar lain, seperti memperkuat fisik tubuh, menghindari penyakit kronis, membantu membakar kalori,meningkatkan imunitas tubuh, meningkatkan energi, dan memperbaiki suasana hati.
Mengembalikan Budaya Jalan Kaki
Kendati beragam kebaikan jalan kaki itu tidak ada yang membantah, pada praktiknya kegiatan ini jarang dilakukan oleh kebanyakan warga.Bahkan ketika pemerintah membuat beberapa kegiatan, seperticar free dayyang di dalamnya memberikan ruang seseorang untuk membiasakan jalan kaki, pun tetap saja kegiatan ini belum kembali menjadi budaya.
Jika ditelisik lebih lanjut, ada sejumlah alasan mengapa masyarakat, terutama yang tinggal di perkotaan saat ini,kurang menyukai budaya jalan kaki dalam kehidupan sehari-hari.Pertama, seperti sudah disebutkan di atas, tidak seluruh trotoar yang menjadi hak para pejalan kaki itu eksis di semua ruang jalan.Banyaknya trotoar yang tidak terurus atau beralih fungsi menjadi kegiatan lain membuat masyarakat semakin malas untuk berjalan kaki.
Kedua, tersedianya kendaraan, khususnya sepeda motor, menyebabkan orang malas untuk berjalan kaki.Ada anggapan sekaligus fakta bahwa menggunakan motor menjadi lebih cepat mencapai tempat tujuan.Ketiga, keamanan.Di Indonesia keamanan buat para pejalan kaki demikian rapuh.
Keamanan yang dimaksud di sini adalah dari sisi sarana prasarana yang nyaman diinjak dan dilalui, karena unsur luas dari jalan tersebut memadai untuk dilalui orang banyak; juga keamanan dari hal-hal yang sifatnya nonfisik seperti dari orang yang berniat tidak baik kepada para pejalan kaki.
Berangkat dari masalah itu, pilihan terbaik untuk mengembalikan budaya jalan kaki adalah negara memiliki keberpihakan kepada para pejalan kaki. Misalnya dengan memberikan berbagai insentif bagi mereka yang melakukan jalan kaki dari rumah ke tempat kerja maupun ke tempat aktivitas lain.
Berbagai insentif itu bisa berwujud dalam beragam hal seperti insentif pemotongan pajak atau dapatvoucheruntuk membeli kopi atau insentif lain yang bisa mengundang orang turun kembali untuk melakukan jalan kaki. Selanjutnya memastikan bahwa para pejalan kaki itu selain nyaman juga aman. Faktor-faktor ini tentu sangat fundamental dalam mengembalikan budaya jalan kaki agar kembali menjadipada masyarakat.
Mereka yang melakukan kegiatan jalan kaki merasa aman karena terdapat banyak CCTV yang mengawasi aktivitas mereka juga ada aparat polisi trotoar, misalnya, yang memastikan kenyamanan.
Terakhir, memastikan ruang jalan kaki pun cukup luas untuk dilalui oleh banyak orang sehingga ketika ada sejumlah orang yang melakukan aktivitas bersamaan di sana untuk menuju ke sebuah tempat atau ke tujuan mana pun, mereka tidak akan bertabrakan atau bersenggolan. Jika itu semua bisa dilakukan, banyak orang akan terpanggil untuk menikmati lingkungan dengan berjalan kaki.