5 Pembunuh Bayaran Paling Berbahaya di Indonesia, Ada yang Dibayar Rp100 Juta
Jum'at, 13 Januari 2023 - 18:09 WIB
JAKARTA - Terdapat sejumlah pembunuh bayaran paling berbahaya dan ditakuti di Indonesia. Salah satu menyebut pernah mendapat bayaran hingga Rp100 juta.
Dalam sejarah Indonesia, terdapat sejumlah kasus pembunuhan berencana yang diketahui dilakukan oleh seorang pembunuh bayaran. Saat melancarkan aksinya, mereka tak selalu sendiri. Terkadang mereka juga dibantu beberapa rekannya untuk melancarkan misinya.
Baca juga : Karyawati Bos Pelayaran Bayar Rp200 Juta untuk Pembunuh Bayaran
Berikut sejumlah pembunuh bayaran paling berbahaya di Indonesia.
1. Umar Jaya
Pembunuh bayaran yang pertama ada Umar Jaya. Pria asal Sumatera Barat ini tertangkap saat melakukan transaksi narkoba pada tahun 2015.
Pasca dilakukan pelacakan sepak terjangnya, dia diketahui sebagai perampok sadis dan pembunuh bayaran antar provinsi. Dalam salah satu pengakuannya, dia mengakui dirinya sebagai pelaku pembunuhan pemilik salah satu kampus di Damar Padang tahun 1996.
Tak sendiri, dia menyebut melakukan aksinya bersama sejumlah rekannya. Kemudian, untuk bayarannya sendiri dia mengaku dibayar Rp100 juta untuk melancarkan aksinya.
Pada kasus lainnya, dia menjadi pelaku perampokan berujung pembunuhan di Bukittinggi terhadap seorang perempuan.
Dalam sejarah Indonesia, terdapat sejumlah kasus pembunuhan berencana yang diketahui dilakukan oleh seorang pembunuh bayaran. Saat melancarkan aksinya, mereka tak selalu sendiri. Terkadang mereka juga dibantu beberapa rekannya untuk melancarkan misinya.
Baca juga : Karyawati Bos Pelayaran Bayar Rp200 Juta untuk Pembunuh Bayaran
Berikut sejumlah pembunuh bayaran paling berbahaya di Indonesia.
1. Umar Jaya
Pembunuh bayaran yang pertama ada Umar Jaya. Pria asal Sumatera Barat ini tertangkap saat melakukan transaksi narkoba pada tahun 2015.
Pasca dilakukan pelacakan sepak terjangnya, dia diketahui sebagai perampok sadis dan pembunuh bayaran antar provinsi. Dalam salah satu pengakuannya, dia mengakui dirinya sebagai pelaku pembunuhan pemilik salah satu kampus di Damar Padang tahun 1996.
Tak sendiri, dia menyebut melakukan aksinya bersama sejumlah rekannya. Kemudian, untuk bayarannya sendiri dia mengaku dibayar Rp100 juta untuk melancarkan aksinya.
Pada kasus lainnya, dia menjadi pelaku perampokan berujung pembunuhan di Bukittinggi terhadap seorang perempuan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda