Dilema Megawati, Prabowo, Airlangga, dan Surya Paloh Hadapi Pilpres 2024
Selasa, 20 Desember 2022 - 19:02 WIB
Dilema kedua, jika menyerahkan Puan sebagai cawapres Prabowo, maka ada kemungkinan Ganjar akan dipinang partai lain sebagai capres 2024 mengingat elektabilitas yang cukup tinggi.
Dilema ketiga, jika menyerahkan Ganjar menjadi cawapres Prabowo, maka akan timbul pertanyaan bukankah elektabilitas Ganjar lebih tinggi dan PDIP partai lebih besar dibandingkan Gerindra?
Dilema keempat, jika Ganjar dipilih maju sebagai capres PDIP, maka siapa yang akan menjadi cawapresnya. Sebab, mustahil Prabowo bersedia menjadi cawapres Ganjar.
"Mustahil juga cawapres Ganjar dari PKS, Demokrat, dan Nasdem karena telah memilih mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Pilihan tersisa bagi PDIP adalah cawapres dari KIB (Airlanga Hartarto), atau dari PKB (Muhaimin Iskandar atau dari kalangan NU)," kata Fitri Hari.
2. Prabowo Subianto
Berdasarkan survei, popularitas Prabowo Subianto sudah menyentuh angka 96% tapi elektabilitasnya menurun. Pada Pilpres 2019, elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno mencapai 44,5%, sementara saat ini berada di angka 23,9%.
"Hampir mustahil Prabowo maju sebagai cawapres atau tidak maju capres. Menjadi Capres 2024 adalah kesempatan terakhir," kata Fitri Hari.
Menurutnya, dilema pertama yang dihadapi Prabowo adalah elektabilitasnya sudah melampaui puncak, bahkan terlewati Ganjar Pranowo. Namun Prabowo harus tetap maju untuk mendongkrak suara Partai Gerindra.
Dilema kedua, Prabowo sulit mendapatkan cawapres dari PDIP, baik Ganjar maupun Puan. Sebab, sebagai partai terbesar, PDIP kemungkinan akan memilih capres dari kader sendiri.
Dilema ketiga, Prabowo kesulitan mencari cawapres di luar PKB. Sementara PKB bersikukuh mengajukan Muhaimin Iskandar cawapresnya.
Dilema ketiga, jika menyerahkan Ganjar menjadi cawapres Prabowo, maka akan timbul pertanyaan bukankah elektabilitas Ganjar lebih tinggi dan PDIP partai lebih besar dibandingkan Gerindra?
Dilema keempat, jika Ganjar dipilih maju sebagai capres PDIP, maka siapa yang akan menjadi cawapresnya. Sebab, mustahil Prabowo bersedia menjadi cawapres Ganjar.
"Mustahil juga cawapres Ganjar dari PKS, Demokrat, dan Nasdem karena telah memilih mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Pilihan tersisa bagi PDIP adalah cawapres dari KIB (Airlanga Hartarto), atau dari PKB (Muhaimin Iskandar atau dari kalangan NU)," kata Fitri Hari.
2. Prabowo Subianto
Berdasarkan survei, popularitas Prabowo Subianto sudah menyentuh angka 96% tapi elektabilitasnya menurun. Pada Pilpres 2019, elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno mencapai 44,5%, sementara saat ini berada di angka 23,9%.
"Hampir mustahil Prabowo maju sebagai cawapres atau tidak maju capres. Menjadi Capres 2024 adalah kesempatan terakhir," kata Fitri Hari.
Menurutnya, dilema pertama yang dihadapi Prabowo adalah elektabilitasnya sudah melampaui puncak, bahkan terlewati Ganjar Pranowo. Namun Prabowo harus tetap maju untuk mendongkrak suara Partai Gerindra.
Dilema kedua, Prabowo sulit mendapatkan cawapres dari PDIP, baik Ganjar maupun Puan. Sebab, sebagai partai terbesar, PDIP kemungkinan akan memilih capres dari kader sendiri.
Dilema ketiga, Prabowo kesulitan mencari cawapres di luar PKB. Sementara PKB bersikukuh mengajukan Muhaimin Iskandar cawapresnya.
tulis komentar anda