Dilema Megawati, Prabowo, Airlangga, dan Surya Paloh Hadapi Pilpres 2024

Selasa, 20 Desember 2022 - 19:02 WIB
loading...
Dilema Megawati, Prabowo,...
LSI Denny JA menyebut Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, dan Surya Paloh menjadi king maker di Pilpres 2024. FOTO/DOK.LSI DENNY JA
A A A
JAKARTA - Lembaga survei LSI Denny JA menyebut ada empat king maker dalam Pemilihan Presiden ( Pilpres) 2024 . Keempatnya akan menentukan maksimal tiga pasang calon presiden (capres) yang diusung.

Peneliti LSI Denny JA Fitri Hari mengatakan, keempat king maker itu adalah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Mereka disebut sebagai king maker karena menjadi kunci dalam penentuan capres yang akan diusung dalam Pilpres 2024.

"Masing-masing dari empat king maker tersebut memiliki dilemanya sendiri-sendiri," kata Fitri Hari saat memaparkan hasil survei secara daring, Selasa (20/12/2022).

Baca juga: Jokowi Tak Termasuk, LSI Denny JA Ungkap 4 King Maker Pilpres 2024

Menurut Fitri Hari, dilema yang dihadapi empat king maker ini merupakan temuan dari survei nasional LSI Denny JA pada 10-19 Oktober 2022 dan riset kualitatif. Survei dilaksanakan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) terhadap 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia. Margin of error survei ini adalah sebesar +/- 2.9%.

Berikut ini dilema yang dihadapi masing-masing king maker:

1. Megawati Soekarnoputri
PDIP dihadapkan pada 3 nama yang potensial diusung menjadi capres 2024. Ketiganya adalah Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 25,8%; Prabowo Subianto 23,9%; dan Puan Maharani 2,9%. Ganjar dan Puan merupakan kader PDIP, sementara Prabowo karena adanya perjanjian Batu Tulis pada Pilpres sebelumnya.

Dilema pertama yang dihadapi Megawati adalah menjadikan kader PDIP, baik Ganjar maupun Puan, menjadi cawapres Prabowo atau meninggalkan Prabowo dan mengusung kader sendiri menjadi capres.

Dilema kedua, jika menyerahkan Puan sebagai cawapres Prabowo, maka ada kemungkinan Ganjar akan dipinang partai lain sebagai capres 2024 mengingat elektabilitas yang cukup tinggi.

Dilema ketiga, jika menyerahkan Ganjar menjadi cawapres Prabowo, maka akan timbul pertanyaan bukankah elektabilitas Ganjar lebih tinggi dan PDIP partai lebih besar dibandingkan Gerindra?

Dilema keempat, jika Ganjar dipilih maju sebagai capres PDIP, maka siapa yang akan menjadi cawapresnya. Sebab, mustahil Prabowo bersedia menjadi cawapres Ganjar.

"Mustahil juga cawapres Ganjar dari PKS, Demokrat, dan Nasdem karena telah memilih mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Pilihan tersisa bagi PDIP adalah cawapres dari KIB (Airlanga Hartarto), atau dari PKB (Muhaimin Iskandar atau dari kalangan NU)," kata Fitri Hari.

2. Prabowo Subianto
Berdasarkan survei, popularitas Prabowo Subianto sudah menyentuh angka 96% tapi elektabilitasnya menurun. Pada Pilpres 2019, elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno mencapai 44,5%, sementara saat ini berada di angka 23,9%.

"Hampir mustahil Prabowo maju sebagai cawapres atau tidak maju capres. Menjadi Capres 2024 adalah kesempatan terakhir," kata Fitri Hari.

Menurutnya, dilema pertama yang dihadapi Prabowo adalah elektabilitasnya sudah melampaui puncak, bahkan terlewati Ganjar Pranowo. Namun Prabowo harus tetap maju untuk mendongkrak suara Partai Gerindra.

Dilema kedua, Prabowo sulit mendapatkan cawapres dari PDIP, baik Ganjar maupun Puan. Sebab, sebagai partai terbesar, PDIP kemungkinan akan memilih capres dari kader sendiri.

Dilema ketiga, Prabowo kesulitan mencari cawapres di luar PKB. Sementara PKB bersikukuh mengajukan Muhaimin Iskandar cawapresnya.

3. Airlangga Hartarto
Sebagai king maker, Airlangga juga menghadapi sejumlah dilema. Pertama, Airlangga maju sebagai capres atau menjadi cawapres bagi capres potensial menang.

Menurut survei LSI Denny JA, Ganjar-Airlangga merupakan pasangan dengan elektabilitas tertinggi sebesar 28,7% dibandingkan dengan pasangan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Prabowo-Muhaimin dengan persentase masing-masing 22,4% dan 21,6%.

Dilema kedua, jika Ganjar dijodohkan dengan cawapres lain, maka Airlangga harus mengambil langkah alternatif. Salah satunya menjadi cawapres Anies yang secara survei elektabilitas pasangan ini masih cukup tinggi.

"Jika terjadi, pasangan ini saling melengkapi. Anies kekuatan segmen Islam, AH segmen nasionalis. Anies solidarity maker, AH teknokratis," ujar Fitri Hari.

Namun, keputusan itu juga memunculkan dilema ketiga. Jika berpasangan dengan Anies, maka Airlangga keluar dari gerbong Jokowi, karena Anies dianggap membawa suara perubahan.

Dilema keempat, Munas Golkar memberi mandat AH sebagai capres 2024. Airlangga masih memiliki waktu untuk menaikkan elektabilitas karena pendaftaran capres dibuka pada September 2023. Namun, Airlangga juga harus cermat karena jika terlambat bergerak, maka Ganjar maupun Anies memiliki cawapres lain.

4. Surya Paloh
Partai Nasdem beberapa waktu lalu telah menetapkan Anies Baswedan sebagai capres pilihan untuk Pilpres 2024. Berdasarkan hasil survei, pemilih yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi, cenderung memilih Ganjar pada pemilihan mendatang. Ganjar meraih 32%, unggul atas Prabowo dengan 23% dan Anies 12,3%.

"Namun di segmen pemilih yang tidak puas kinerja Jokowi cenderung memilih Anies di Pilpres 2024. Anies meraih 35%, disusul Prabowo 27%, dan Ganjar 8,5%," ungkap Fitri Hari.

Dari survei itu, dilema pertama yang dihadapi Surya Paloh, Anies yang diusung sebagai capres Nasdem kuat di suara yang beroposisi dengan Jokowi. Sementara, saat ini Nasdem masih menjadi bagian pemerintah Jokowi. Setidaknya ada tiga kader Nasdem yang menduduki jabatan menteri yakni Menteri Petanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.

Dilema kedua, Nasdem tetap di pemerintahan atau keluar dari pemerintahan agar tegas bahwa Anies Baswedan yang diusung membawa isu perubahan. Dilema ketiga, dalam mengusung Anies Baswedan akan membawa slogan penerus Jokowi atau antitesa Jokowi.

"Dilema keempat, menampung partai oposisi PKS atau Demokrat dengan AHY sebagai cawapres Anies, atau memoderatkan diri bergabung dengan KIB dengan Airlangga sebagai cawapres," kata Fitri Hari.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0796 seconds (0.1#10.140)