Petuah Bangkit dari 'Sunrise of Java'
Sabtu, 11 Juli 2020 - 08:56 WIB
Doni lantas mengajak para prajurit itu duduk santai di pojok depan sebelah kiri pendopo. Kurang lebih satu jam, Doni bernostalgia masa-masa hidup di Pulau Dewata bersama mereka. Dari obrolan mereka, diketahui, Doni banyak meninggalkan kenangan harum.
Sebelum Doni menjabat, Batalyon itu nyaris tak pernah terdengar keberadaannya. Tapi di bawah kepemimpinan Doni, Batalyon itu menjadi terkenal. Dikenal karena prestasinya.
Doni cerita, waktu itu ada 40 orang prajurit yang memiliki kesamaptaan prima, terutama Samapta A, yakni lari pada jarak 3.200 – 3.450 meter. Jika mampu membukukan catatan waktu antara 12-13 menit, artinya prima.
“Benar sekali. Pak Doni waktu itu memberi kami insentif Rp 25.000 per prajurit bagi yang mampu mempertahankan Samapta A,” timpal seorang prajurit, mengenang.
Prajurit lain menimpali, “Berkat dorongan Bapak, batalyon kita juara terus setiap ada event olahraga.”
Di sela-sela obrolan penuh kenangan, Doni menyelipkan pesan, “Tolong bantu tertibkan masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan yaaa....” Kompak mereka menjawab, “Siap!”
Doni malanjutkan, “Meskipun kamu tentara, tapi kalau melihat ada yang tidak pakai masker jangan dimarahi, tapi kasih dia masker. Makanya, kalian harus bawa masker cadangan. Jadi, jangan marah-marah ke rakyat. Tentara harus dekat dengan rakyat. Kalian lahir dari rahim rakyat.”
Tak salah orang menjuluki Doni Monardo sebagai “jenderal yang humanis”.
Sebelum Doni menjabat, Batalyon itu nyaris tak pernah terdengar keberadaannya. Tapi di bawah kepemimpinan Doni, Batalyon itu menjadi terkenal. Dikenal karena prestasinya.
Doni cerita, waktu itu ada 40 orang prajurit yang memiliki kesamaptaan prima, terutama Samapta A, yakni lari pada jarak 3.200 – 3.450 meter. Jika mampu membukukan catatan waktu antara 12-13 menit, artinya prima.
“Benar sekali. Pak Doni waktu itu memberi kami insentif Rp 25.000 per prajurit bagi yang mampu mempertahankan Samapta A,” timpal seorang prajurit, mengenang.
Prajurit lain menimpali, “Berkat dorongan Bapak, batalyon kita juara terus setiap ada event olahraga.”
Di sela-sela obrolan penuh kenangan, Doni menyelipkan pesan, “Tolong bantu tertibkan masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan yaaa....” Kompak mereka menjawab, “Siap!”
Doni malanjutkan, “Meskipun kamu tentara, tapi kalau melihat ada yang tidak pakai masker jangan dimarahi, tapi kasih dia masker. Makanya, kalian harus bawa masker cadangan. Jadi, jangan marah-marah ke rakyat. Tentara harus dekat dengan rakyat. Kalian lahir dari rahim rakyat.”
Tak salah orang menjuluki Doni Monardo sebagai “jenderal yang humanis”.
(dam)
tulis komentar anda