Keketuaan Indonesia di ASEAN dan Upaya Menjaga Stabilitas Asia Tenggara
Selasa, 13 Desember 2022 - 20:00 WIB
ASEAN harus menjadi kawasan yang stabil dan damai serta jangkar bagi stabilitas dunia. Lebih lanjut, ASEAN harus konsisten menjunjung tinggi hukum internasional dan tidak menjadi proxy siapa pun dan negara mana pun. Contoh dari tidak menjadi proxy dari negara mana pun, seperti pertentangan Amerika Serikat dan China yang berkaitan dengan kedaulatan Taiwan. Indonesia telah mempertahankan kerja sama yang relatif moderat dengan Taiwan di bidang ekonomi dan budaya.
Pada Juni 2022, pangsa ekspor nonmigas Indonesia ke Taiwan mencapai US$690 juta, mencakup 2,82% ekspor Indonesia bulan Juni di tahun yang sama. Taiwan adalah negara tujuan terbesar kedelapan bagi ekspor Indonesia. Memang ekspor Indonesia ke Taiwan lebih kecil dibandingkan dengan China, yang mencakup 26,3% perdagangan Indonesia.
Jakarta dan Taipei juga menjalin kerja sama perdagangan timbal balik dalam produk minyak, besi dan baja, bahan baku tekstil, suku cadang mesin, dan bahan kimia. Tapi angka kerjasama dari Indonesia dan Taiwan tetap tidak signifikan dibandingkan dengan China.
Taiwan juga menjadi salah satu tujuan terpenting bagi pekerja rumah tangga Indonesia. Setidaknya ada 300.000 WNI di Taiwan, termasuk pekerja migran dan pekerja ilegal. Sedikitnya 237.000 pekerja migran tersebar di berbagai kota di Taiwan. Membandingkan hubungan Indonesia dengan China dan Taiwan, jelas mengapa kita mengerti bahwa Indonesia berpihak pada China. China memang memiliki pengaruh yang jauh lebih besar daripada Taiwan di sektor ekonomi.
Namun, Indonesia harus tetap waspada. Terlepas dari alasan yang dapat dimengerti dalam sikap Indonesia terhadap China, Indonesia harus tetap berhati-hati terhadap dampak ekonomi akibat konflik Taiwan-China. Badan Pusat Statistik (BPS) telah memperingatkan ketegangan dapat berdampak pada pasokan semikonduktor Indonesia - chip komputer yang dipasang di perangkat elektronik seperti ponsel dan komputer.
Taiwan saat ini mendominasi pasar manufaktur semikonduktor dunia. Perusahaan Manufaktur Semikonduktor Taiwan menyumbang sekitar 56% dari persediaan global. Hingga saat ini Taiwan Semiconductor Manufacturing Corporation masih menjadi pemasok semikonduktor terbesar ke Indonesia. Jika ketegangan berubah menjadi perang dagang, pasokan chip semikonduktor ke Indonesia bisa terpengaruh. Hal itu dapat menyebabkan biaya komponen untuk industri elektronik dan otomotif meningkat secara signifikan. Perusahaan seperti Honda dan Yamaha di Indonesia dikabarkan sempat menunda produksi akibat krisis tersebut.
Dalam hal politik, Indonesia harus berhati-hati dalam mengekspresikan sikap diplomatiknya dan mencegah dimanfaatkan sebagai proxy dalam konflik yang lebih luas antara AS dan China. Taiwan dengan Kebijakan Arah Selatan Baru bertujuan untuk membuat Taiwan tidak terlalu bergantung pada China daratan. Kebijakan ini tidak lepas dari pengaruh AS.
Ketegangan China-Taiwan telah memanas menyusul kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan pada awal Agustus 2022. Jika China bergerak maju untuk mengambil tindakan agresif untuk menahan keterlibatan AS yang semakin besar di kawasan Asia, hal ini dapat memicu gesekan yang lebih besar di kawasan tersebut dan mengganggu stabilitas politik di Asia Tenggara. Hal ini juga bisa menjadi salah satu tantangan terberat bagi Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023.
Pada Juni 2022, pangsa ekspor nonmigas Indonesia ke Taiwan mencapai US$690 juta, mencakup 2,82% ekspor Indonesia bulan Juni di tahun yang sama. Taiwan adalah negara tujuan terbesar kedelapan bagi ekspor Indonesia. Memang ekspor Indonesia ke Taiwan lebih kecil dibandingkan dengan China, yang mencakup 26,3% perdagangan Indonesia.
Jakarta dan Taipei juga menjalin kerja sama perdagangan timbal balik dalam produk minyak, besi dan baja, bahan baku tekstil, suku cadang mesin, dan bahan kimia. Tapi angka kerjasama dari Indonesia dan Taiwan tetap tidak signifikan dibandingkan dengan China.
Taiwan juga menjadi salah satu tujuan terpenting bagi pekerja rumah tangga Indonesia. Setidaknya ada 300.000 WNI di Taiwan, termasuk pekerja migran dan pekerja ilegal. Sedikitnya 237.000 pekerja migran tersebar di berbagai kota di Taiwan. Membandingkan hubungan Indonesia dengan China dan Taiwan, jelas mengapa kita mengerti bahwa Indonesia berpihak pada China. China memang memiliki pengaruh yang jauh lebih besar daripada Taiwan di sektor ekonomi.
Namun, Indonesia harus tetap waspada. Terlepas dari alasan yang dapat dimengerti dalam sikap Indonesia terhadap China, Indonesia harus tetap berhati-hati terhadap dampak ekonomi akibat konflik Taiwan-China. Badan Pusat Statistik (BPS) telah memperingatkan ketegangan dapat berdampak pada pasokan semikonduktor Indonesia - chip komputer yang dipasang di perangkat elektronik seperti ponsel dan komputer.
Taiwan saat ini mendominasi pasar manufaktur semikonduktor dunia. Perusahaan Manufaktur Semikonduktor Taiwan menyumbang sekitar 56% dari persediaan global. Hingga saat ini Taiwan Semiconductor Manufacturing Corporation masih menjadi pemasok semikonduktor terbesar ke Indonesia. Jika ketegangan berubah menjadi perang dagang, pasokan chip semikonduktor ke Indonesia bisa terpengaruh. Hal itu dapat menyebabkan biaya komponen untuk industri elektronik dan otomotif meningkat secara signifikan. Perusahaan seperti Honda dan Yamaha di Indonesia dikabarkan sempat menunda produksi akibat krisis tersebut.
Dalam hal politik, Indonesia harus berhati-hati dalam mengekspresikan sikap diplomatiknya dan mencegah dimanfaatkan sebagai proxy dalam konflik yang lebih luas antara AS dan China. Taiwan dengan Kebijakan Arah Selatan Baru bertujuan untuk membuat Taiwan tidak terlalu bergantung pada China daratan. Kebijakan ini tidak lepas dari pengaruh AS.
Ketegangan China-Taiwan telah memanas menyusul kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan pada awal Agustus 2022. Jika China bergerak maju untuk mengambil tindakan agresif untuk menahan keterlibatan AS yang semakin besar di kawasan Asia, hal ini dapat memicu gesekan yang lebih besar di kawasan tersebut dan mengganggu stabilitas politik di Asia Tenggara. Hal ini juga bisa menjadi salah satu tantangan terberat bagi Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023.
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda