Sukses Terima Matching Fund 2022, Pemilik Paten Teknologi Broadband Berbagi Kisah
Kamis, 08 Desember 2022 - 07:30 WIB
Berbekal pengalaman kurang lebih selama delapan tahun mengenyam pendidikan magister dan doktoral di Jepang, Khoirul juga membagikan pengalaman ekosistem inovasi di negara industri maju seperti Jepang, dan bagaimana Indonesia bisa mulai mencontoh dan menerapkannya.
“Budaya dan ekosistem riset sangat maju di Jepang. Hubungan antara perguruan tinggi dan industri di sana amatlah erat. Jika industri sedang butuh suatu inovasi, mereka pasti “larinya” ke perguruan tinggi. Hal yang membuat saya takjub adalah, industri di sana dapat dengan cepat dan tepat membuat produk perwujudan dari teori dan desain ilmuwan," tuturnya.
Foto: Kisah Sukses Ilmuwan Penerima Matching Fund 2022.
Ekosistem inovasi tersebut menurutnya dapat terjadi karena ada dorongan juga dari pemerintah. Salah satu contohnya adalah kebijakan yang mewajibkan industri untuk menggandeng perguruan tinggi dalam menggarap proyek pemerintah.
“Di Jepang, industri harus mengajak perguruan tinggi untuk mengerjakan proyek-proyek pemerintah. Di dunia pendidikannya sendiri juga diterapkan sistem nilai di mana seorang ilmuwan mendapat nilai tinggi apabila telah mengerjakan proyek pemerintah dan swasta," ungkapnya.
Dengan dorongan dari pemerintah tersebut, kini Jepang dapat dengan otomatis menciptakan budaya sinergi antara universitas dan industri. “Jadi sekarang itu di Jepang, ada proyek pemerintah atau tidak, pihak industri secara berkala tetap datang ke universitas," terangnya.
Beda di Jepang, beda pula di Indonesia, menurut Khoirul tingkat kepercayaan pihak industri di Indonesia kepada universitas masih harus terus diperkuat. Caranya dengan ilmuwan Indonesia harus lebih proaktif melakukan pendekatan ke industri.
“Ini yang saya coba wujudkan juga di Indonesia. Salah satu budaya yang kini berusaha saya terapkan adalah saya mewajibkan tim saya untuk setiap dua sampai tiga bulan sekali mendatangi industri untuk melakukan presentasi riset. Manfaatnya adalah, selain untuk menciptakan peluang, tetapi juga untuk mengasah kemampuan kami para ilmuwan untuk dapat menjual ide atau gagasan kami sehingga lebih berpeluang diterima oleh industri," jelasnya.
“Budaya dan ekosistem riset sangat maju di Jepang. Hubungan antara perguruan tinggi dan industri di sana amatlah erat. Jika industri sedang butuh suatu inovasi, mereka pasti “larinya” ke perguruan tinggi. Hal yang membuat saya takjub adalah, industri di sana dapat dengan cepat dan tepat membuat produk perwujudan dari teori dan desain ilmuwan," tuturnya.
Foto: Kisah Sukses Ilmuwan Penerima Matching Fund 2022.
Ekosistem inovasi tersebut menurutnya dapat terjadi karena ada dorongan juga dari pemerintah. Salah satu contohnya adalah kebijakan yang mewajibkan industri untuk menggandeng perguruan tinggi dalam menggarap proyek pemerintah.
“Di Jepang, industri harus mengajak perguruan tinggi untuk mengerjakan proyek-proyek pemerintah. Di dunia pendidikannya sendiri juga diterapkan sistem nilai di mana seorang ilmuwan mendapat nilai tinggi apabila telah mengerjakan proyek pemerintah dan swasta," ungkapnya.
Dengan dorongan dari pemerintah tersebut, kini Jepang dapat dengan otomatis menciptakan budaya sinergi antara universitas dan industri. “Jadi sekarang itu di Jepang, ada proyek pemerintah atau tidak, pihak industri secara berkala tetap datang ke universitas," terangnya.
Beda di Jepang, beda pula di Indonesia, menurut Khoirul tingkat kepercayaan pihak industri di Indonesia kepada universitas masih harus terus diperkuat. Caranya dengan ilmuwan Indonesia harus lebih proaktif melakukan pendekatan ke industri.
“Ini yang saya coba wujudkan juga di Indonesia. Salah satu budaya yang kini berusaha saya terapkan adalah saya mewajibkan tim saya untuk setiap dua sampai tiga bulan sekali mendatangi industri untuk melakukan presentasi riset. Manfaatnya adalah, selain untuk menciptakan peluang, tetapi juga untuk mengasah kemampuan kami para ilmuwan untuk dapat menjual ide atau gagasan kami sehingga lebih berpeluang diterima oleh industri," jelasnya.
(srf)
tulis komentar anda