Bangun Inovasi, Kemendikbud Pertemukan Rekapreneur dan Kedaireka Academy

Minggu, 11 Agustus 2024 - 18:57 WIB
loading...
Bangun Inovasi, Kemendikbud...
Kolaborasi inovasi antara akademisi dan industri semakin penting. Karena itulah Rekapreneur dan Kedaireka Academy muncul sebagai inisiatif menjembatani kesenjangan antara perguruan tinggi dan dunia industri. Foto: Ist
A A A
JAKARTA - Kolaborasi inovasi antara akademisi dan industri semakin penting. Karena itulah Rekapreneur dan Kedaireka Academy muncul sebagai inisiatif yang menjembatani kesenjangan antara perguruan tinggi dan dunia industri.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Kemendikbudristek Abdul Haris mengatakan pentingnya membangun kapasitas yang kuat di seluruh komponen ekosistem inovasi.

“Program seperti Rekapreneur dan Kedaireka Academy dirancang untuk memberdayakan para akademisi dan praktisi industri agar dapat bekerja sama lebih efektif,” kata Abdul Haris, Minggu (11/8/2024).

Selain itu, dengan kapasitas yang tepat, kita bisa memastikan bahwa kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan ide-ide brilian, tetapi juga solusi yang dapat diterapkan dan berdampak nyata pada kemajuan Indonesia.

Karena itu, keberhasilan program-program ini sangat bergantung pada upaya membangun kapasitas yang memadai bagi insan perguruan tinggi dan industri untuk berkolaborasi.

Termasuk Rekapreneur, sebagai program yang menyediakan kegiatan mentoring antara calon pengusul dari perguruan tinggi dengan calon mitra bisnis dan industri, memiliki tujuan utama menciptakan pemahaman bersama.

“Tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya pengalaman praktis para akademisi dalam menjalin kemitraan yang efektif dengan industri,” ucapnya.

Direktur PMO Kedaireka 2024 Matrissya Hermita menjelaskan program ini tidak hanya tentang mempertemukan akademisi dengan industri, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalin kemitraan yang sukses.

Karena itu, Kedaireka Academy menawarkan pelatihan dan mentoring mendalam menghadapi tantangan kompleksitas proses pengajuan Matching Fund atau Program Dana Padanan (PDP).

Proses ini membutuhkan pemahaman yang kuat tentang strategi kolaborasi, kepatuhan terhadap regulasi, dan penyesuaian dengan standar DIKTI.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1822 seconds (0.1#10.140)