Jaga Kerukunan, Kemenag Luncurkan Program Masjid Pelopor Moderasi Beragama
Minggu, 13 November 2022 - 14:51 WIB
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Agama ( Kemenag) membuat Program Masjid Pelopor Moderasi Beragama (MPMB). Program tersebut guna mempercepat edukasi moderasi beragama kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Program yang diinisiasi oleh Kemenag ini, diyakini menjadi strategi jitu untuk mengakselerasi sekaligus menguatkan pemahaman dan penerapan moderasi agama dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin, mengatakan, masjid merupakan sarana pelopor moderasi beragama yang paling tepat karena masjid bukan sekadar tempat ibadah, namun juga menjadi pusat interaksi sosial hingga ekonomi masyarakat.
“Melalui Program MPMB, kami menilai akan terjadi revitalisasi peran masjid untuk semakin profesional pengelolaannya, semakin moderat cara pandang dan paham keagamaan seluruh ekosistemnya, dan juga kian berdaya dalam memberdayakan umatnya,” kata Kamaruddin Amin, Minggu (14/11/2022).
Kamaruddin mencontohkan program MPMB di Masjid Raya Syeikh Zayed Solo yang akan menjadi prototipe masjid yang dikelola secara baik idarah, imarah, dan riayah-nya, juga menjadi kebanggaan dan daya tarik wisata, sekaligus menjadi penanda adanya persahabatan dan kerja sama antar bangsa dalam penguatan peradaban Islam yang ramah untuk semua.
Upaya penguatan moderasi beragama bukan hanya karena menjadi program prioritas Kementerian Agama, namun Kamaruddin memastikan penguatan ini diperlukan untuk merespons kondisi-kondisi aktual kehidupan keagamaan dan kebangsaan, yang membutuhkan adanya suatu formula untuk menghadapinya. “Tidak melulu bermakna reaktif atau defensif, melainkan jurus cerdas untuk menjaga NKRI dan kerukunan hidup beragama,” ucap Kamaruddin.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kementerian Agama memandang, kerukunan hidup beragama menjadi buah dari penguatan moderasi beragama. Dengan terbangunnya cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang toleran, anti-kekerasan, menghormati budaya dan berwawasan kebangsaan Indonesia, maka kemajemukan Indonesia dapat terkendali, keharmonisan terwujud, dan maka upaya-upaya pembangunan untuk kemajuan bangsa dapat terus dilakukan.
Program yang diinisiasi oleh Kemenag ini, diyakini menjadi strategi jitu untuk mengakselerasi sekaligus menguatkan pemahaman dan penerapan moderasi agama dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin, mengatakan, masjid merupakan sarana pelopor moderasi beragama yang paling tepat karena masjid bukan sekadar tempat ibadah, namun juga menjadi pusat interaksi sosial hingga ekonomi masyarakat.
“Melalui Program MPMB, kami menilai akan terjadi revitalisasi peran masjid untuk semakin profesional pengelolaannya, semakin moderat cara pandang dan paham keagamaan seluruh ekosistemnya, dan juga kian berdaya dalam memberdayakan umatnya,” kata Kamaruddin Amin, Minggu (14/11/2022).
Kamaruddin mencontohkan program MPMB di Masjid Raya Syeikh Zayed Solo yang akan menjadi prototipe masjid yang dikelola secara baik idarah, imarah, dan riayah-nya, juga menjadi kebanggaan dan daya tarik wisata, sekaligus menjadi penanda adanya persahabatan dan kerja sama antar bangsa dalam penguatan peradaban Islam yang ramah untuk semua.
Upaya penguatan moderasi beragama bukan hanya karena menjadi program prioritas Kementerian Agama, namun Kamaruddin memastikan penguatan ini diperlukan untuk merespons kondisi-kondisi aktual kehidupan keagamaan dan kebangsaan, yang membutuhkan adanya suatu formula untuk menghadapinya. “Tidak melulu bermakna reaktif atau defensif, melainkan jurus cerdas untuk menjaga NKRI dan kerukunan hidup beragama,” ucap Kamaruddin.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kementerian Agama memandang, kerukunan hidup beragama menjadi buah dari penguatan moderasi beragama. Dengan terbangunnya cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang toleran, anti-kekerasan, menghormati budaya dan berwawasan kebangsaan Indonesia, maka kemajemukan Indonesia dapat terkendali, keharmonisan terwujud, dan maka upaya-upaya pembangunan untuk kemajuan bangsa dapat terus dilakukan.
tulis komentar anda