Sidang MHM di Bahrain, Quraish Shihab Bicara Fenomena Fobia Agama dan Tantangan Perubahan Iklim
Sabtu, 05 November 2022 - 20:07 WIB
Dalam hal berkeluarga, kata Quraish, ada kecenderungan orang untuk keluar dari fitrah suci manusia. Mereka mengeksploitasi anak untuk bekerja, serta melakukan tindak kekerasan terhadap perempuan.
Di sisi lain, fobia terhadap agama juga berdampak pada terjadinya krisis pangan akibat tidak adanya keadilan dan solidaritas. Hal itu pada gilirannya mengancam kehidupan jutaan manusia, terutama kaum lemah, yang menjadi korban perang.
"Fobia agama juga menjadi ancaman serius bagi umat manusia yang muncul dalam bentuk senjata nuklir," tegasnya.
Selain fobia agama, Quraish Shihab juga menyoroti bahwa isu perubahan iklim merupakan salah satu dari banyak tantangan besar umat manusia. Dikatakannya, perubahan iklim merupakan bukti nyata kelemahan manusia untuk mengendalikan naluri konsumtifnya dan kerakusannya pada hal-hal yang bersifat materi yang menghancurkan sumber daya alam yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Hal itu pada gilirannya mengancam masa depan kita dan semakin menambah parah tragedi dunia berupa kelaparan, kemiskinan, dan keterpinggiran," paparnya.
Menurut Quraish Shihab, MHM–sejak didirikan dan sebagai lembaga lintasnegara menghimpun pakar dan ulama muslim untuk penguatan nilai-nilai koeksistensi—memandang bahwa mendiskusikan tantangan-tantangan ini dengan sesama keluarga besar umat manusia, terutama pemuka dan tokoh agama dan kaum cerdik pandai yang berpengaruh, merupakan sesuatu yang mendesak untuk dilakukan saat ini.
Quraish memandang bahwa MHM tidak melihat dialog ini hanya sebatas tuntutan merespon realitas, tetapi merupakan opsi mendasar dan berlaku sepanjang masa.
"Dialog akan meningkatkan kemanusiaan manusia sebagai makhluk terhormat dan bertanggung jawab yang sedang menghadapi tantangan besar. Tidak ada harapan untuk menghadapi tantangan-tantangan itu kecuali dengan melakukan komunikasi dan dialog," jelasnya.
Ditegaskan Quraish Shihab, dialog adalah jaminan untuk secara sadar membangun komunikasi konstruktif antaraumat manusia sampai ke tingkat saling bekerja sama. Quraish memandang bahwa saling bekerja sama itu dapat terwujud dengan mengelola secara baik hubungan antara berbagai pihak dalam masyarakat manusia yang mengakui, membangun, dan memberdayakan pluralisme.
"Kemampuan saling bekerja sama antarmanusia yang berbeda itu merupakan wujud nilai kemanusiaan, moral, dan peradaban yang tinggi. Hal itu menunjukkan kematangan dalam interaksi antarmasyarakat," ujar penulis Tafsir Al-Misbah ini.
Di sisi lain, fobia terhadap agama juga berdampak pada terjadinya krisis pangan akibat tidak adanya keadilan dan solidaritas. Hal itu pada gilirannya mengancam kehidupan jutaan manusia, terutama kaum lemah, yang menjadi korban perang.
"Fobia agama juga menjadi ancaman serius bagi umat manusia yang muncul dalam bentuk senjata nuklir," tegasnya.
Selain fobia agama, Quraish Shihab juga menyoroti bahwa isu perubahan iklim merupakan salah satu dari banyak tantangan besar umat manusia. Dikatakannya, perubahan iklim merupakan bukti nyata kelemahan manusia untuk mengendalikan naluri konsumtifnya dan kerakusannya pada hal-hal yang bersifat materi yang menghancurkan sumber daya alam yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Hal itu pada gilirannya mengancam masa depan kita dan semakin menambah parah tragedi dunia berupa kelaparan, kemiskinan, dan keterpinggiran," paparnya.
Menurut Quraish Shihab, MHM–sejak didirikan dan sebagai lembaga lintasnegara menghimpun pakar dan ulama muslim untuk penguatan nilai-nilai koeksistensi—memandang bahwa mendiskusikan tantangan-tantangan ini dengan sesama keluarga besar umat manusia, terutama pemuka dan tokoh agama dan kaum cerdik pandai yang berpengaruh, merupakan sesuatu yang mendesak untuk dilakukan saat ini.
Quraish memandang bahwa MHM tidak melihat dialog ini hanya sebatas tuntutan merespon realitas, tetapi merupakan opsi mendasar dan berlaku sepanjang masa.
"Dialog akan meningkatkan kemanusiaan manusia sebagai makhluk terhormat dan bertanggung jawab yang sedang menghadapi tantangan besar. Tidak ada harapan untuk menghadapi tantangan-tantangan itu kecuali dengan melakukan komunikasi dan dialog," jelasnya.
Ditegaskan Quraish Shihab, dialog adalah jaminan untuk secara sadar membangun komunikasi konstruktif antaraumat manusia sampai ke tingkat saling bekerja sama. Quraish memandang bahwa saling bekerja sama itu dapat terwujud dengan mengelola secara baik hubungan antara berbagai pihak dalam masyarakat manusia yang mengakui, membangun, dan memberdayakan pluralisme.
"Kemampuan saling bekerja sama antarmanusia yang berbeda itu merupakan wujud nilai kemanusiaan, moral, dan peradaban yang tinggi. Hal itu menunjukkan kematangan dalam interaksi antarmasyarakat," ujar penulis Tafsir Al-Misbah ini.
tulis komentar anda