Mengurai Benang Kusut Ketahanan Pangan
Rabu, 02 November 2022 - 15:48 WIB
Guna memecahkan hal itu, perlu penanganan mikro dan makro. Secara mikro, paling tidak ada lima hal yang bisa dilakukan. Pertama, pemerintah perlu memberikan akses lahan pertanian/peternakan kepada kaum muda yang ingin berprofesi sebagai peternak dan petani.
Akses lahan ini penting karena sebagian besar petani/peternak muda baru bisa mendapatkan akses lahan setelah mereka menikah atau setelah orangtuanya meninggal dunia.
Kedua, pemerintah harus mendorong dan memfasilitasi petani/peternak untuk berinovasi. Tentu saja hal ini berkaitan dengan pola pikir petani/peternak masa kini yang sudah maju dan ingin menggunakan hal yang baru seiring berkembangnya teknologi. Inovasi tersebut misalnya dengan melakukan indoor farming seperti hidroponik atau aquaponik.
Untuk peternak, harus ada pendekatan baru yang dapat dilakukan seperti peternakan yang adaptif terhadap kondisi tropis, perkembangan teknologi reproduksi, sistem peternakan terpadu, impor indukan, dan pengaplikasian agriculture precision dengan teknologi industri 4.0.
Ketiga, mengadakan pelatihan pada petani/peternak generasi muda. Pemerintah wajib memberikan pelatihan secara berkala dari jenjang sekolah sehingga para generasi muda tergerak kesadarannya. Keempat, memberikan kebijakan yang mendukung petani/peternak. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah menjaga kestabilan harga pangan, sehingga mereka tidak merugi dengan hasil panennya.
Kelima, memberikan bantuan peralatan modern agar petani/peternak mendapatkan hasil yang lebih baik dan kemudahan dalam melakukan banyak hal. Selain itu, dengan bantuan teknologi tentu saja hasil panen akan lebih meningkat, hemat waktu, dan tenaga.
Sedangkan secara makro, kita harus fokus pada empat indikator, yaitu keterjangkauan harga pangan, ketersediaan pasokan, kualitas nutrisi dan keamanan makanan, serta ketahanan sumber daya alam.
Untuk itu, yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kapasitas produksi dengan memperluas areal tanam dan peternakan baru; melakukan diversifikasi pangan lokal yang berbasis kearifan lokal seperti singkong, talas, porang, dan sorgum; mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat membahayakan kesehatan manusia; menguatkan cadangan dan sistem logistik pangan untuk stabilitas pasokan dan harga pangan.
Kemudian, mengembangkan pertanian modern, seperti pengembangan dan pemanfaatan screen house untuk meningkatkan produksi komoditas hortikultura di luar musim tanam.
Penegakan Hukum
Akses lahan ini penting karena sebagian besar petani/peternak muda baru bisa mendapatkan akses lahan setelah mereka menikah atau setelah orangtuanya meninggal dunia.
Kedua, pemerintah harus mendorong dan memfasilitasi petani/peternak untuk berinovasi. Tentu saja hal ini berkaitan dengan pola pikir petani/peternak masa kini yang sudah maju dan ingin menggunakan hal yang baru seiring berkembangnya teknologi. Inovasi tersebut misalnya dengan melakukan indoor farming seperti hidroponik atau aquaponik.
Untuk peternak, harus ada pendekatan baru yang dapat dilakukan seperti peternakan yang adaptif terhadap kondisi tropis, perkembangan teknologi reproduksi, sistem peternakan terpadu, impor indukan, dan pengaplikasian agriculture precision dengan teknologi industri 4.0.
Ketiga, mengadakan pelatihan pada petani/peternak generasi muda. Pemerintah wajib memberikan pelatihan secara berkala dari jenjang sekolah sehingga para generasi muda tergerak kesadarannya. Keempat, memberikan kebijakan yang mendukung petani/peternak. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah menjaga kestabilan harga pangan, sehingga mereka tidak merugi dengan hasil panennya.
Kelima, memberikan bantuan peralatan modern agar petani/peternak mendapatkan hasil yang lebih baik dan kemudahan dalam melakukan banyak hal. Selain itu, dengan bantuan teknologi tentu saja hasil panen akan lebih meningkat, hemat waktu, dan tenaga.
Sedangkan secara makro, kita harus fokus pada empat indikator, yaitu keterjangkauan harga pangan, ketersediaan pasokan, kualitas nutrisi dan keamanan makanan, serta ketahanan sumber daya alam.
Untuk itu, yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kapasitas produksi dengan memperluas areal tanam dan peternakan baru; melakukan diversifikasi pangan lokal yang berbasis kearifan lokal seperti singkong, talas, porang, dan sorgum; mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat membahayakan kesehatan manusia; menguatkan cadangan dan sistem logistik pangan untuk stabilitas pasokan dan harga pangan.
Kemudian, mengembangkan pertanian modern, seperti pengembangan dan pemanfaatan screen house untuk meningkatkan produksi komoditas hortikultura di luar musim tanam.
Penegakan Hukum
tulis komentar anda