Tangani Covid-19, Doni Monardo Minta Pemda Pakai Kearifan Lokal
Selasa, 07 Juli 2020 - 09:02 WIB
JAKARTA - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyatakan pentingnya peran antropolog, sosiolog, tokoh-tokoh adat, dan agama dalam penanganan Covid-19. Mereka bisa diberdayakan untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai Covid-19 kepada masyarakat di daerah.
“Harus berbasis kearifan lokal. Libatkan antropolog dan sosisolog. Jangan sampai masyarakat mendapatkan informasi yang keliru,” ujarnya dalam keterangan pers, Senin malam (6/7/2020).
Mantan Danjen Kopassus itu mengungkapkan Covid-19 adalah “malaikat pencabut nyawa”. Mereka yang berusia lanjut dan mempunyai penyakit penyerta sangat rentan jatuh dalam keadaan kritis.
(Baca: Tak Kenal Lelah, Totalitas, dan Profesionalisme Doni Monardo Melawan Covid-19)
Penularan Covid-19, katanya, lebih banyak terjadi dari orang-orang positif tapi tidak menunjukkan gejala. Dengan fenomena itu, masyarakat diminta tidak menganggap remeh penyakit yang disebabkan oleh virus Sars Cov-II itu. Terapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, serta menjaga imunitas tubuh dengan makanan yang sehat, dan olahraga.
“Hal itu menjadi penting sebab benteng pertahanan pertama adalah masyarakat itu sendiri. Dokter dan perawat adalah benteng terakhir,” tegasnya.
(Baca: Sering Berubah, Doni Monardo: WHO Tak Bisa Diikuti Mentah-Mentah)
Dalam kunjungan ke Ambon, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memberikan sejumlah bantuan untuk Pemprov Maluku. Adapun bantuannya berupa monitor pasien 1 unit, 3 set ventilator, 2 unit humidifier, 1.000 pcs rapis tes antigen, 4.800 reagen polymerase chain reaction (PCR), 4.800 RNA , 4.800 VTM dan swab, 1.000 lembar masker N95, 210.000 masker bedah, dan 45.000 masker kain.
“Harus berbasis kearifan lokal. Libatkan antropolog dan sosisolog. Jangan sampai masyarakat mendapatkan informasi yang keliru,” ujarnya dalam keterangan pers, Senin malam (6/7/2020).
Mantan Danjen Kopassus itu mengungkapkan Covid-19 adalah “malaikat pencabut nyawa”. Mereka yang berusia lanjut dan mempunyai penyakit penyerta sangat rentan jatuh dalam keadaan kritis.
(Baca: Tak Kenal Lelah, Totalitas, dan Profesionalisme Doni Monardo Melawan Covid-19)
Penularan Covid-19, katanya, lebih banyak terjadi dari orang-orang positif tapi tidak menunjukkan gejala. Dengan fenomena itu, masyarakat diminta tidak menganggap remeh penyakit yang disebabkan oleh virus Sars Cov-II itu. Terapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, serta menjaga imunitas tubuh dengan makanan yang sehat, dan olahraga.
“Hal itu menjadi penting sebab benteng pertahanan pertama adalah masyarakat itu sendiri. Dokter dan perawat adalah benteng terakhir,” tegasnya.
(Baca: Sering Berubah, Doni Monardo: WHO Tak Bisa Diikuti Mentah-Mentah)
Dalam kunjungan ke Ambon, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memberikan sejumlah bantuan untuk Pemprov Maluku. Adapun bantuannya berupa monitor pasien 1 unit, 3 set ventilator, 2 unit humidifier, 1.000 pcs rapis tes antigen, 4.800 reagen polymerase chain reaction (PCR), 4.800 RNA , 4.800 VTM dan swab, 1.000 lembar masker N95, 210.000 masker bedah, dan 45.000 masker kain.
(muh)
tulis komentar anda