3 Warga Asing Raih AKI 2024

Kamis, 26 September 2024 - 19:15 WIB
loading...
3 Warga Asing Raih AKI...
Tiga warga negara asing Andrew Timar, Marianna Zofia Lis, serta Boi Akih menerima apresiasi dan penghargaan dalam malam puncak Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Tiga warga negara asing Andrew Timar, Marianna Zofia Lis, serta Boi Akih menerima apresiasi dan penghargaan dalam malam puncak Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024 di Jakarta, pada Selasa, 17 September 2024. Penghargaan diberikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Ketiga warga negara asing itu dianggap memiliki apresiasi dan kecintaan pada kebudayaan Indonesia yang diwujudkan dalam dedikasi mereka dalam berkarya dan memperkenalkan budaya Indonesia di negaranya masing-masing.

Pertama, seorang berkewarganegaraan Kanada yang berprofesi sebagai seniman, komposer, dan pengajar Andrew Timar. Ketertarikannya pada musik budaya Indonesia telah terbentuk lama sejak 1970.



Dia sepanjang kariernya fokus dan paling dikenal sebagai pemain suling Sunda dalam Evergreen Club Contemporary Gamelan (ECCG) di Toronto. Melalui grup ECCG, dia aktif mempopulerkan kesenian Indonesia, hingga tampil pada berbagai pertunjukan di Kanada dan luar Kanada.

Selain itu, Timar juga diketahui mengajar di berbagai perguruan tinggi serta mempresentasikan karyanya terkait seni Indonesia di beragam festival. Timar bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) menyelenggarakan kegiatan promosi budaya Indonesia, seperti workshop gamelan, termasuk pengiriman gamelan untuk sekolah di Toronto, Kanada.

Kedua, Marianna Zofia Lis wanita Polandia. Seni wayang dan makna filosofinya ternyata mampu membuatnya terpikat untuk mendalaminya. Marianna menekuni keahlian sebagai peneliti wayang, teater dalang Indonesia, pemain gamelan, serta penerjemah karya sastra Indonesia.

Dia menjadi penulis monograf pertama dan satu-satunya mengenai wayang kulit tradisional maupun kontemporer di Polandia. Ketertarikannya menelaah seni wayang kulit dan pedalangan telah digelutinya selama 18 tahun.

Kecintaannya pada wayang kulit dan pedalangan ditularkannya pula pada sejumlah murid sekolah di Polandia melalui berbagai pertunjukan karawitan. Marianna juga turut mengembangkan komunitas Warsaw Gamelan Group dan terlibat aktif bermain alat musik gamelan.

Ketiga, unsur musik etnik Maluku, Sunda, dan Bali menjadi begitu dikenal di Belanda sebab inovasi yang dicetuskan grup musik Boi Akih. 1997 merupakan pertama kalinya grup musik Boi Akih terbentuk usai penggagasnya yakni Monica Akihary dan Niels Brouwer lulus kuliah pendidikan seni di Indonesia.

Bukan sebatas memasukkan unsur etnik Maluku, Sunda, dan Bali saja dalam bermain musik, namun salah satu personelnya, Monica Akihary, kerap menggunakan bahasa Haruku di Maluku sebagai tanah leluhurnya.

Boi Akih telah merilis sebelas album dan sering tampil di festival musik internasional, di antaranya North Sea Jazz Festival, Festival Radio France, serta Korea Music Festival. Dia juga pernah mendapat penghargaan Jazz and Improvisaso Boy Edgar Prize 2023.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1483 seconds (0.1#10.140)