Mengakhiri Ketidakberdayaan Akibat Perangkap Covid-19

Senin, 06 Juli 2020 - 12:59 WIB
Di Indonesia pun jumlah pasien Covid-19 terus bertambah. Laju percepatannya yang tampak signifikan membuat semua kalangan prihatin. Karena terdeteksi 1.293 kasus baru per Selasa 30 Juni 2020, total pasien Covid-19 di dalam negeri menjadi 56.385 kasus; jumlah kematian 2.876, dan jumlah pasien sembuh 24.806.

Kendati pertambahan jumlah pasien signifikan, masyarakat diharapkan tetap optimis. Kesigapan sejumlah pemerintah daerah dalam upaya memutus rantai penularan Covid-19 diharapkan dapat segera mengurangi jumlah pasien baru.

Semakin jelas bahwa data global maupun data di dalam negeri tentang perkembangan pandemi Covid-19 itu menunjukan ketidakberdayaan manusia melawan virus Corona. Alih-alih menghentikan laju penularannya, bahkan tak ada satu pun kekuatan atau teknologi kekinian yang mampu mengendalikan wabah ini.

Jangankan mereka yang awam, para ahli medis dan ahli farmasi sekalipun nyaris tak berdaya. Akibatnya, sebagaimana sudah diketahui bersama, semua orang setiap harinya hanya bisa menyimak jumlah pertambahan kasus baru, jumlah pasien yang sembuh dan jumlah kematian. Amerika Serikat (AS), negeri adi daya dengan penguasaan teknologi kekinian yang mumpuni, bahkan menjadi negara yang tampak paling dan sangat lemah sepanjang durasi pandemi Covid-19 sekarang.

Bersama Brasil, AS tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus paling banyak, dengan rata-rata pertambahan kasus baru lebih dari 35.000 per hari. Hingga Senin (29/6), worldometers.info menyebutkan total kasus Covid-19 di AS sudah mencapai jumlah 2.637.077 pasien, dengan total kematian 128.437.

AS tidak berdaya karena gagal fokus, tidak antisipatif dan gagal menahan laju percepatan penularan. Seorang anggota gugus tugas penanganan Virus Corona di AS bahkan membuat perkiraan bahwa pertambahan kasus baru per hari bisa mencapai angka 100.000 dalam jangka dekat, jika tidak segera dilakukan koreksi kebijakan. Uni Eropa pun sudah menetapkan larangan bagi turis asal AS masuk wilayahnya.

Andalkan Akal Budi

Akibat ketidakberdayaan melawan virus Corona, para ahli mencari jalan pintas. Keluarlah rekomendasi penguncian, pembatasan sosial hingga karantina mandiri. Hanya itu alternatif yang tersedia. Dan, sebagaimana telah dipahami bersama, penguncian atau pembatasan sosial yang telah dilaksanakan sejak beberapa bulan lalu itu menyebabkan hampir semua motor penggerak ekonomi dimatikan.

Jalan pintas ini harus diambil karena komunitas global bersepakat untuk lebih memrioritaskan keselamatan dan kesehatan semua orang. Ketika kesepakatan tak tertulis ini dipraktikkan, semua orang tahu akan risiko teramat besar yang harus ditanggung bersama, yakni memburuknya kinerja perekonomian dunia.

Artinya, demi keselamatan semua orang, para perumus kebijakan di banyak negara dengan kesadaran penuh telah mengambil keputusan pahit yang menyebabkan perekonomian global terjerumus ke jurang resesi. Pandemi Covid-19 nyata-nyata memerangkap semua orang.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More