Komnas HAM Cecar PSSI soal Perencanaan Pengamanan dan Gas Air Mata
Jum'at, 14 Oktober 2022 - 06:04 WIB
JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah memeriksa Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan alias Iwan Bule terkait tragedi Kanjuruhan . Komnas HAM mencecar PSSI mengenai perencanaan pengamanan hingga akhirnya ada gas air mata dalam tindakan mengurai massa.
"Komnas HAM bertanya (kepada PSSI) soal postur keamanan, rencana pengamanan, terus bagaimana pengaturan di aturan-aturan FIFA maupun PSSI. Bagaimana mereka memonitoringnya, apakah tahu dan sebagainya, dan bagaimana sikap yang selama ini, ya pasti kita tanya. Enggak hanya soal problem Kanjuruhan, tapi praktek-praktek yang sebelumnya," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di Gedung Komnas HAM, Kamis (13/10/2022).
"Itu nanti di bagian yang juga penting dalam laporan Komnas HAM untuk memutuskan misalnya begini, kenapa kok ada keterlibatan polisi dalam sepak bola? Kenapa kok ada penggunaan berbagai alat dan perangkat aparat keamanan di sepak bola?" sambungnya.
Menurutnya, manajemen sepak bola juga tidak kalah penting dalam investigasi tragedi Kanjuruhan. "Sampai tadi kami mendapatkan berbagai hal, sehingga kita tinggal nunggu aja PT LIB. Terus ada satu lagi yang kita dalami, kalau itu sudah dapat, di-match. Ini bisa langsung ketemu akar persoalannya di mana," tuturnya.
Dia menjelaskan, ke depan temuan Komnas HAM tidak hanya sekadar boleh tidaknya penggunaan gas air mata dalam pengamanan pertandingan sepak bola. "Dan tidak sekadar sosialisasi boleh dan tidaknya pakai gas air mata, tidak sekadar itu temuan Komnas HAM," pungkasnya.
Diketahui, tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu 1 Oktober 2022 itu menewaskan 132 orang dan ratusan luka-luka.
"Komnas HAM bertanya (kepada PSSI) soal postur keamanan, rencana pengamanan, terus bagaimana pengaturan di aturan-aturan FIFA maupun PSSI. Bagaimana mereka memonitoringnya, apakah tahu dan sebagainya, dan bagaimana sikap yang selama ini, ya pasti kita tanya. Enggak hanya soal problem Kanjuruhan, tapi praktek-praktek yang sebelumnya," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di Gedung Komnas HAM, Kamis (13/10/2022).
"Itu nanti di bagian yang juga penting dalam laporan Komnas HAM untuk memutuskan misalnya begini, kenapa kok ada keterlibatan polisi dalam sepak bola? Kenapa kok ada penggunaan berbagai alat dan perangkat aparat keamanan di sepak bola?" sambungnya.
Menurutnya, manajemen sepak bola juga tidak kalah penting dalam investigasi tragedi Kanjuruhan. "Sampai tadi kami mendapatkan berbagai hal, sehingga kita tinggal nunggu aja PT LIB. Terus ada satu lagi yang kita dalami, kalau itu sudah dapat, di-match. Ini bisa langsung ketemu akar persoalannya di mana," tuturnya.
Dia menjelaskan, ke depan temuan Komnas HAM tidak hanya sekadar boleh tidaknya penggunaan gas air mata dalam pengamanan pertandingan sepak bola. "Dan tidak sekadar sosialisasi boleh dan tidaknya pakai gas air mata, tidak sekadar itu temuan Komnas HAM," pungkasnya.
Diketahui, tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu 1 Oktober 2022 itu menewaskan 132 orang dan ratusan luka-luka.
(rca)
tulis komentar anda