Cenits Usulkan Pengolahan Gas Bumi Menjadi Pengganti Elpiji
Jum'at, 30 September 2022 - 16:43 WIB
JAKARTA - Centre for Energy and Innovation Technology Studies (Cenits) mengusulkan pemanfaatan gas bumi sebagai pengganti elpiji. Hal ini isampaikan dalam webinar yang diselenggarakan Cenits akhir pekan alu.
Founder Cenits Soni Fahruri menyampaikan, dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang dijabarkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) tergambar secara jelas peningkatan peranan gas bumi dalam bauran energi nasional. Porsi minyak bumi di tahun 2025 sebesar 25% menjadi 20% di tahun 2050. Gas Bumi pada 2025 sebesar 22% dan meningkat menjadi 24% pada tahun 2050.
“Peningkatan peranan patut kita sambut dengan baik karena minyak bumi termasuk dalam energi bersih, dan kita berharap menjadi bagian penting dalam transisi energy,” kata Soni lewat keterangan tertulis, Jumat (30/9/2022).
Dia mengungkapkan, potensi sumber daya migas di Indonesia saat ini masih banyak, tersebar di kawasan laut dalam. Sedikitnya ada 128 cekungan yang potensial untuk dikembangkan. Beberapa lokasi mulai menarik perhatian antara lain Kutai Basin di Kalimantan Timur, Blok Proyek Abadi Masela dan Blok Andaman.
Pemanfaatan sumber daya gas bumi tersebut tentu diharapkan dapat bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara. Saat ini kita banyak impor LPG yang menguras dana subsidi, dan Pemerintah telah berupaya melalui pemanfaatan Dimethyl Ether (DME) dari batubara dan rencana konversi LPG dengan program kompor induksi.
Dengan potensi yang melimpah, Soni mengusulkan agar gas bumi diolah menjadi DME untuk dimanfaatkan sebagai pengganti elpiji. “Gas bumi salah satunya dapat diolah menjadi DME karena prosesnya lebih pendek dibandingkan dengan DME Batubara. Dengan begitu bisa lebih efisien dan tercapai keekonomiannya,” tutur Soni.
Founder Cenits Soni Fahruri menyampaikan, dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang dijabarkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) tergambar secara jelas peningkatan peranan gas bumi dalam bauran energi nasional. Porsi minyak bumi di tahun 2025 sebesar 25% menjadi 20% di tahun 2050. Gas Bumi pada 2025 sebesar 22% dan meningkat menjadi 24% pada tahun 2050.
“Peningkatan peranan patut kita sambut dengan baik karena minyak bumi termasuk dalam energi bersih, dan kita berharap menjadi bagian penting dalam transisi energy,” kata Soni lewat keterangan tertulis, Jumat (30/9/2022).
Dia mengungkapkan, potensi sumber daya migas di Indonesia saat ini masih banyak, tersebar di kawasan laut dalam. Sedikitnya ada 128 cekungan yang potensial untuk dikembangkan. Beberapa lokasi mulai menarik perhatian antara lain Kutai Basin di Kalimantan Timur, Blok Proyek Abadi Masela dan Blok Andaman.
Pemanfaatan sumber daya gas bumi tersebut tentu diharapkan dapat bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara. Saat ini kita banyak impor LPG yang menguras dana subsidi, dan Pemerintah telah berupaya melalui pemanfaatan Dimethyl Ether (DME) dari batubara dan rencana konversi LPG dengan program kompor induksi.
Dengan potensi yang melimpah, Soni mengusulkan agar gas bumi diolah menjadi DME untuk dimanfaatkan sebagai pengganti elpiji. “Gas bumi salah satunya dapat diolah menjadi DME karena prosesnya lebih pendek dibandingkan dengan DME Batubara. Dengan begitu bisa lebih efisien dan tercapai keekonomiannya,” tutur Soni.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda