Konsistensi Koperasi Koerintji Barokah Merajut Asa Petani Kopi

Rabu, 21 September 2022 - 09:26 WIB
baca juga: Tingkatkan Kualitas Kopi, Petani Dampingan API Gelar Klinik Kopi

“Kami berharap, event-event seperti ini sering-sering dilakukan. Karena dengan adanya event mempertemukan banyak pihak, pelaku UMKM, konsumen, pemerintah, pihak swasta hingga lembaga-lembaga yang konsen terhadap terhadap kemajuan UMKM. Di event kita bisa berbagi pengalaman, ilmu dan membangun jaringan. Tidak hanya memperluas pasar, tapi ada saja hal-hal baru yang bisa kita kita kerjasamakan, terutama antar pelaku UMKM," papar Triyono.



Proses pengolahan kulit kopi yang dijadikan pupuk (komposting)

yang dilakukan petani kopi anggota Koperasi Koerintji Barokah.

foto-foto: instragram Koperasi Koerintji Barokah.

Menurut ayah dua putra ini, para pelaku UMKM, terutama petani kopi seperti dirinya, tentu tak bisa mengembangkan usahanya sendiri. Petani kopi harus bekerja sama dengan pihak lain, terutama pemerintah, pihak swasta, terutama pelaku industri jasa keuangan untuk membantu permodalan.

“Dulu, sebelum ada bantuan (pihak ketiga), kopi-kopi hasil panen petani di tempat saya itu banyak yang busuk, karena tiga sampai empat hari tak diolah, hanya ditumpuk karena tidak ada beli. Sejak ada bantuan banyak pihak terkait, usaha yang dibangun semakin berkembang, baik dari segi permodalan, manajemen, proses pengolahan, hingga pasar penjualan produk yang dihasilkan,” tutur dia.

baca juga: Mengenal Kopi Gayo, Kopi Arabika asal Aceh yang Mendunia

Triyono menceritakan, Koperasi Koerintji Barokah Bersama yang dipimpinnya, berdiri pada Juni 2017, atas kerja sama antara petani kopi, pemerintah daerah dan LSM Rikolto. Koperasi ini dibentuk untuk memberdayakan petani setempat dan mengembangkan komoditas kopi melalui praktik budidaya yang ramah lingkungan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More