Atasi Macet Butuh Kebijakan Holistik-Radikal

Rabu, 21 September 2022 - 11:14 WIB
Di wilayah-wilayah penyangga itu justru umumnya tidak terlayani transportasi massal yang memadai. Imbasnya, mereka tetap lebih nyaman, aman dan hemat dengan kendaraan pribadinya.

Rendahnya kesadaran pemerintah di kota-kota penyangga dalam membuat transportasi massal yang memadai di wilayahnya membuat fenomena macet kian meluas. Di Tangerang Selatan misalnya, banyak ditemukan angkota-angkot tua tak layak masih beroperasi. Selain tak aman, ini juga membuat biang macet di mana-mana.

Pemerintah harus menyadari bahwa masih ada beberapa pekerjaan rumah dalam pengelolaan transportasi massal saat ini seperti fasilitas yang kurang nyaman, waktu tempuh jadi lebih lama, jam operasional terbatas, waktu tunggu lama hingga ongkos yang lebih mahal.

Kedua, menegakkan budaya disiplin berlalu lintas. Sudah jadi pengetahuan umum bahwa tradisi berlalu lintas di Jakarta masih buruk. Kesadaran publik menaati aturan rendah. Lebih-lebih model tilang Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) juga belum optimal.

Ketiga, menggunakan transportasi massal harus jadi gerakan dan kesadaran bersama. Ini tampak narasi klasik. Namun faktanya, pengguna transportasi massal masih didominasi mereka dari kalangan menengah ke bawah.

Jika ingin mengubah budaya, harus berani mendobrak termasuk dengan cara tak lazim dan teguh prinsip atau radikal. Para pejabat misalnya, saatnya konsisten menggunakan transportasi massal, bukan sekadar basa basi semata.

Di luar tiga langkah ini tentu masih banyak strategi lain untuk mengelola lalu lintas di Jakarta. Kuncinya adalah kebijakan yang lahir dipikirkan secara komprehensif dan dijalankan secara total.

Baca Juga: koran-sindo.com

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(bmm)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More