New Normal dan Imunitas Spiritual

Jum'at, 03 Juli 2020 - 07:00 WIB
Secara spiritual, takut adalah kebalikan dari cinta. Takut bersifat negatif, sakit dan menyakitkan. Sementara cinta bersifat positif, sehat dan menyehatkan. Kehidupan orang yang penuh dengan ketakutan sejatinya berada di ambang batas kematian, bahkan mungkin terasa mati (walaupun secara fisik masih hidup). Sebaliknya kehidupan orang yang disemangati cinta sejatinya berada di pintu keabadian walaupun nanti yang bersangkutan sudah meninggal sekalipun.

Dalam pandemi Covid-19 yang disertai dengan psikologi ketakutan global, hal-hal yang bersifat keagamaan dan spiritual bisa menjadi sumber energi untuk meningkatkan imunitas. Dengan demikian ketakutan-ketakutan yang muncul akibat persebaran Covid-19 bisa diubah menjadi ketenangan yang pada tahap selanjutnya akan meningkatkan imunitas tubuh seseorang. Dalam salah satu Hadis Nabi Muhammad SAW yang sangat kesohor, contohnya, dikatakan bahwa dalam diri manusia terdapat segumpal daging yang sangat menentukan bagi sehat atau tidaknya tubuh manusia. Bila segumpal daging itu sehat, maka akan sehat seluruh tubuh orang tersebut. Pun demikian sebaliknya, apabila segumpal daging itu sakit, maka akan sakit seluruh tubuh orang tersebut. Segumpal daging itu tak lain adalah hati.

Itu sebabnya, dalam kajian spiritual hati senantiasa menjadi salah satu fokus utama dalam upaya perbaikan manusia menuju titik terdekat dari kesempurnaannya (al-insan al-kamil ). Makin sehat dan makin jernih hati seseorang maka akan semakin mendekati titik sempurnanya sebagai manusia. Pun demikian sebaliknya. Dalam konteks seperti ini, perang melawan penyakit hati menjadi perang paling besar sekaligus tak mengenal waktu. Dia menjadi perang paling mematikan walau tanpa darah. Pun dia menjadi perang paling lama walau tak selalu disadari oleh kebanyakan orang.

Pada akhirnya salah satu nilai tertinggi dari perjuangan spiritual adalah mencapai ketakwaan kepada Allah Swt. Salah satu makna takwa secara terminologi adalah takut kepada Allah dengan mengerjakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Oleh karenanya, sesungguhnya ada pembebasan dalam ketakwaan. Seseorang yang bertakwa kepada Allah sejatinya terbebas dari rasa takut kepada siapa pun dan atau apa pun. Bila harus takut, maka hal itu hanya kepada Allah yang tak pernah dan tak akan pernah berbuat dzalim (terlebih lagi jahat) kepada umat manusia.

Tak ada gunanya takut kepada penyakit. Tak ada gunanya takut kepada yang belum terjadi. Tak ada gunanya takut kepada hari besok. Bahkan tak ada gunanya takut terhadap kematian. Karena secara teologis, semua yang harus terjadi pasti terjadi, tak peduli setebal apa ketakutan kita. Hal yang dibutuhkan adalah waspada, usaha dan upaya. Sangat penting waspada dari segala macam keburukan, termasuk waspada dari penyakit dan virus. Amatlah penting berusaha agar hari esok menjadi lebih baik daripada hari-hari sebelumnya. Dan teramat penting mengupayakan dan melakukan segala kebaikan sebagai bekal menyongsong kematian. Karena kalau sudah waktunya tiba, kematian akan tetap menjemput manusia, walaupun yang bersangkutan berada di dalam benteng paling tinggi nan kokoh sekalipun (Qs. An-Nisa: 78).

Perang melawan Covid-19 pada akhirnya menjadi peperangan dengan makhluk yang tak terlihat secara kasatmata. Perang seperti ini biasanya memakan waktu lama, termasuk walaupun sebagian wilayah di Indonesia mulai memberlakukan kenormalan baru. Justru perang melawan Covid-19 bisa menjadi lebih sengit dengan kebijakan normal baru; apakah kita tetap awas dan waspada atau justru terlena?

Sejatinya umat beragama tidak terlalu gugup apalagi salah fokus dalam menghadapi musuh tak terlihat seperti ini. Karena umat beragama senantiasa ditempa dalam menghadapi atau bahkan menaklukkan hal-hal tak terlihat sekalipun. Kunci untuk semua ini adalah kesehatan tubuh secara jasmani dan kesehatan jiwa secara rohani. Mari jaga imunitas tubuh kita. Mari jaga imunitas spiritual kita hingga kita bisa memenangi perang melawan Covid-19.
(ras)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More