Penguatan Program Literasi
Jum'at, 16 September 2022 - 18:29 WIB
Melihat pengaruh aktivitas literasi pada generasi saat ini, kondisi generasi Z dan alpha yang sangat tergantung dengan teknologi. Ketergantungan terhadap teknologi ini dapat berdampak positif dan negatif. Program Literasi digital memberikan bekal yang efektif. Penguatan literasi digital berdampak positif akan memberikan nilai tambah, bahkan memberikan percepatan nilai ekonomi. Dampak negatif memberikan pengaruh pada perilaku, pola pikir, dan pergaulan sosial. Ketergantungan terhadap gawai menjadi hal yang harus diantisipasi.
Berbagai solusi ditawarkan untuk mengantisipasi ketergantungan terhadap gawai, salah satunya dengan pembiasaan membaca dan menulis berbasis digital. Konten literasi digital membaca dan menulis dengan pendampingan guru atau dosen yang baik akan memberikan manfaat baik pada pengetahuan dan pembentukan karakter.
Literasi untuk Penuntasan Buta Aksara
Pembahasan mengenai buta aksara, sudah menjadi isu berhubungan dengan kondisi yang ada. Mengacu pada hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2021, angka buta aksara di Indonesia tinggal 1,56 persen atau 2,7 juta orang. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan data buta aksara tahun 2020 dengan angka buta aksara 1,71 persen atau sekitar 2,9 juta orang. Hal ini dibutuhkan penguatan melalui program literasi. Pendekatan pelaksanaan literasi dengan berbagai ragam, model, dan bentuk menjadi solusi yang tepat.
Penuntasan buta aksara dibutuhkan partisipasi semua pihak. Konsep Merdeka Literasi Indonesia ditawarkan sebagai terobosan untuk mendorong adanya kebijakan atau regulasi yang lebih komprehensif tentang literasi, mengembangkan program literasi berbasis ko dan ekstrakurikuler, dan kampanye literasi. Beberapa langkah strategis mulai dilakukan dengan melakukan penguatan kebijakan literasi, program literasi ke satuan pendidikan, dan kampanye yang masif, serta kerja sama dengan berbagai pihak. Pembahasan dan masukan berbagai pihak menjadi input yang sangat baik.
Literasi Menguatan Profil Pelajar Pancasila
Secara umum Literasi memberikan dorongan pencapaian profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila menjadi pencapaian kondisi pelajar yang memiliki berbagai nilai-nilai yang utuh dan menjadi kesatuan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Dalam pencapaian profil Pelajar Pancasila, yaitu: Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, Berkebinekaan global, Gotong royong, Mandiri, Bernalar kritis, dan Kreatif. Pelajar Pancasila akan dapat mengasah kreativitas dengan menerapkan pemikiran kritis yang kemudian diolah menjadi inovasi baru.
Semua pihak diharapkan mempercepat pencapaian profil Pelajar Pancasila, baik di tingkat pusat, daerah, sekolah, komunitas, dan sesuai dengan kondisi yang ada. Berkaitan dengan pencapaian profil Pelajar Pancasila, Kemendibudristek sudah menerapkan Kurikulum Merdeka sebagai upaya penguatan dan tujuan dari pencapaian profil Pelajar Pancasila.
Penguatan literasi mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Literasi dijadikan sebagai gerakan, program, dan aktivitas kolaboratif baik di rumah, sekolah, dan masyarakat. Partisipasi kegiatan literasi akan berpengaruh bagi pembentukan SDM yang unggul. Penguatan literasi mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat.
Berbagai solusi ditawarkan untuk mengantisipasi ketergantungan terhadap gawai, salah satunya dengan pembiasaan membaca dan menulis berbasis digital. Konten literasi digital membaca dan menulis dengan pendampingan guru atau dosen yang baik akan memberikan manfaat baik pada pengetahuan dan pembentukan karakter.
Literasi untuk Penuntasan Buta Aksara
Pembahasan mengenai buta aksara, sudah menjadi isu berhubungan dengan kondisi yang ada. Mengacu pada hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2021, angka buta aksara di Indonesia tinggal 1,56 persen atau 2,7 juta orang. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan data buta aksara tahun 2020 dengan angka buta aksara 1,71 persen atau sekitar 2,9 juta orang. Hal ini dibutuhkan penguatan melalui program literasi. Pendekatan pelaksanaan literasi dengan berbagai ragam, model, dan bentuk menjadi solusi yang tepat.
Penuntasan buta aksara dibutuhkan partisipasi semua pihak. Konsep Merdeka Literasi Indonesia ditawarkan sebagai terobosan untuk mendorong adanya kebijakan atau regulasi yang lebih komprehensif tentang literasi, mengembangkan program literasi berbasis ko dan ekstrakurikuler, dan kampanye literasi. Beberapa langkah strategis mulai dilakukan dengan melakukan penguatan kebijakan literasi, program literasi ke satuan pendidikan, dan kampanye yang masif, serta kerja sama dengan berbagai pihak. Pembahasan dan masukan berbagai pihak menjadi input yang sangat baik.
Literasi Menguatan Profil Pelajar Pancasila
Secara umum Literasi memberikan dorongan pencapaian profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila menjadi pencapaian kondisi pelajar yang memiliki berbagai nilai-nilai yang utuh dan menjadi kesatuan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Dalam pencapaian profil Pelajar Pancasila, yaitu: Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, Berkebinekaan global, Gotong royong, Mandiri, Bernalar kritis, dan Kreatif. Pelajar Pancasila akan dapat mengasah kreativitas dengan menerapkan pemikiran kritis yang kemudian diolah menjadi inovasi baru.
Semua pihak diharapkan mempercepat pencapaian profil Pelajar Pancasila, baik di tingkat pusat, daerah, sekolah, komunitas, dan sesuai dengan kondisi yang ada. Berkaitan dengan pencapaian profil Pelajar Pancasila, Kemendibudristek sudah menerapkan Kurikulum Merdeka sebagai upaya penguatan dan tujuan dari pencapaian profil Pelajar Pancasila.
Penguatan literasi mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Literasi dijadikan sebagai gerakan, program, dan aktivitas kolaboratif baik di rumah, sekolah, dan masyarakat. Partisipasi kegiatan literasi akan berpengaruh bagi pembentukan SDM yang unggul. Penguatan literasi mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat.
tulis komentar anda