Gugus Tugas Sebut Perubahan Zonasi Risiko COVID-19 Sangat Dinamis
Rabu, 01 Juli 2020 - 18:21 WIB
JAKARTA - Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah menyebut perubahan zonasi risiko penularan COVID-19 di Tanah Air sangat dinamis. Dia mengingatkan bahwa perubahan dari kabupaten/kota secara cepat berganti.
"Ada masanya sebuah kabupaten kota masuk ke dalam zona risiko tinggi berpindah ke zona risiko sedang dan rendah,” ujar Dewi di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Rabu (1/7/2020). (Baca juga: Dokter Reisa Sampaikan 7 Protokol Kesehatan Aman dari COVID-19 di Angkutan Umum)
Dewi menjelaskan Gugus Tugas melihat perubahan yang terjadi dari dua pekan lalu yaitu tanggal 21 Juni ke tanggal 28 Juni 2020. Ada berapa banyak daerah kabupaten/kota yang mengalami perubahan zonasi risikonya. “Apakah masih di dalam zonasi risiko yang sama atau telah mengalami perubahan,” kata Dewi.
Dari data tercatat sebanyak 19 kabupaten/kota yang berubah dari risiko tinggi menjadi risiko sedang. Selain itu, terdapat 14 kabupaten kota yang berpindah dari risiko sedang menjadi risiko tinggi. 31 kabupaten kota yang berpindah dari risiko sedang menjadi risiko rendah.
“Ada 1 kabupaten/kota ini loncat dari risiko rendah masuk ke dalam zona risiko tinggi. Dan 37 kabupaten/kota dari risiko rendah rendah naik ke risiko sedang,” papar Dewi.
“Dan ada 7 kabupaten/kota yang berpindah dari zona risiko rendah menuju ke tidak ada kasus baru. Artinya ini termasuk daerah di mana tidak ada penambahan kasus COVID-19 dalam 4 minggu terakhir. Dan angka kesembuhan mencapai 100%,” sambung Dewi.
Selain itu, terdapat 14 kabupaten/kota berpindah dari risiko sedang menuju risiko tinggi. Sebanyak 5 kabupaten/kota dari tidak terdampak masuk ke dalam risiko sedang. “Ada 3 kabupaten/kota dari tidak ada kasus, masuk kembali ke risiko rendah. Artinya terdapat kasus kembali setelah sebelumnya selama 1 bulan tidak ditemukan kasus sama sekali,” tutur Dewi.
Kemudian, ada 4 kabupaten/kota yang berpindah dari tidak ada kasus baru. “Ini termasuk ke dalam 38 yang kami sampaikan pekan lalu sudah tidak ada kasus baru dalam 4 minggu. Ternyata dapat kasus baru di pekan lalu masuk ke dalam zona risiko sedang,” katanya.
Dari data ini, kata Dewi, menunjukkan tidak sedikit beberapa daerah dari risiko rendah masuk ke dalam zona risiko sedang. “Artinya apa kita semua tetap harus bersiap siaga dan meyakini bahwa perilaku kita pada hari ini menentukan apa yang akan terjadi di kemudian hari.” (Baca juga: Bertambah 1.385, Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Menjadi 57.770)
Dewi pun menambahkan bahwa keberhasilan melawan COVID-19 hanya bisa didapatkan melalui perjuangan kedisiplinan dalam melakukan perubahan dan gotong royong sebagai nilai yang diimplementasikan. “Mari kita hidup lebih sehat, hidup lebih taat menuju Indonesia yang makmur dan bermartabat,” tegasnya.
"Ada masanya sebuah kabupaten kota masuk ke dalam zona risiko tinggi berpindah ke zona risiko sedang dan rendah,” ujar Dewi di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Rabu (1/7/2020). (Baca juga: Dokter Reisa Sampaikan 7 Protokol Kesehatan Aman dari COVID-19 di Angkutan Umum)
Dewi menjelaskan Gugus Tugas melihat perubahan yang terjadi dari dua pekan lalu yaitu tanggal 21 Juni ke tanggal 28 Juni 2020. Ada berapa banyak daerah kabupaten/kota yang mengalami perubahan zonasi risikonya. “Apakah masih di dalam zonasi risiko yang sama atau telah mengalami perubahan,” kata Dewi.
Dari data tercatat sebanyak 19 kabupaten/kota yang berubah dari risiko tinggi menjadi risiko sedang. Selain itu, terdapat 14 kabupaten kota yang berpindah dari risiko sedang menjadi risiko tinggi. 31 kabupaten kota yang berpindah dari risiko sedang menjadi risiko rendah.
“Ada 1 kabupaten/kota ini loncat dari risiko rendah masuk ke dalam zona risiko tinggi. Dan 37 kabupaten/kota dari risiko rendah rendah naik ke risiko sedang,” papar Dewi.
“Dan ada 7 kabupaten/kota yang berpindah dari zona risiko rendah menuju ke tidak ada kasus baru. Artinya ini termasuk daerah di mana tidak ada penambahan kasus COVID-19 dalam 4 minggu terakhir. Dan angka kesembuhan mencapai 100%,” sambung Dewi.
Selain itu, terdapat 14 kabupaten/kota berpindah dari risiko sedang menuju risiko tinggi. Sebanyak 5 kabupaten/kota dari tidak terdampak masuk ke dalam risiko sedang. “Ada 3 kabupaten/kota dari tidak ada kasus, masuk kembali ke risiko rendah. Artinya terdapat kasus kembali setelah sebelumnya selama 1 bulan tidak ditemukan kasus sama sekali,” tutur Dewi.
Kemudian, ada 4 kabupaten/kota yang berpindah dari tidak ada kasus baru. “Ini termasuk ke dalam 38 yang kami sampaikan pekan lalu sudah tidak ada kasus baru dalam 4 minggu. Ternyata dapat kasus baru di pekan lalu masuk ke dalam zona risiko sedang,” katanya.
Dari data ini, kata Dewi, menunjukkan tidak sedikit beberapa daerah dari risiko rendah masuk ke dalam zona risiko sedang. “Artinya apa kita semua tetap harus bersiap siaga dan meyakini bahwa perilaku kita pada hari ini menentukan apa yang akan terjadi di kemudian hari.” (Baca juga: Bertambah 1.385, Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Menjadi 57.770)
Dewi pun menambahkan bahwa keberhasilan melawan COVID-19 hanya bisa didapatkan melalui perjuangan kedisiplinan dalam melakukan perubahan dan gotong royong sebagai nilai yang diimplementasikan. “Mari kita hidup lebih sehat, hidup lebih taat menuju Indonesia yang makmur dan bermartabat,” tegasnya.
(kri)
tulis komentar anda