Sejarah Pemberontakan DI/TII dan Latar Belakangnya
Minggu, 21 Agustus 2022 - 04:56 WIB
Dia menyatakan bahwa pasukannya menjadi bagian dari NII Kartosuwiryo. Penumpasan pasukan DI/TII Sulawesi Selatan dilakukan dengan penyerbuan oleh pasukan Batalyon 330/Kujang Siliwangi. Kahar Muzakar tewas tertembak dalam penggerebekan itu.
Sementara itu, pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan (Kalsel) berlangsung pada 1950 hingga 1959. Keinginan untuk bergabung dengan NII bentukan Kartosuwiryo yang melatarbelakangi pemberontakan DI/TII Kalsel.
Pemberontakan DI/TII Kalsel diawali dari deklarasi Ibnu Hajar pada Oktober 1950 bahwa DI/TII Kalsel merupakan bagian dari DI/TII Kartosuwiryo. Dia juga menamakan pasukannya Kesatuan Rakyat yang Tertindas (KRYT).
Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk mengatasi pembentukan Ibnu Hajar. Salah satunya cara persuasif, pemerintah menyarankan agar Ibnu Hajar menghentikan pemberontakannya.
Namun, usaha pemerintah ini gagal. Lalu, operasi militer dilaksanakan pada 1959. Operasi ini berhasil menangkap Ibnu Hajar sekaligus menumpas DI/TII Kalsel.
Sementara itu, pemberontakan DI/TII Aceh berlangsung pada 1953-1962. Latar belakang pemberontakan ini adalah kekecewaan masyarakat Aceh karena diturunkannya status Aceh menjadi Keresidenan di bawah Sumatera Utara.
Pemberontakan ini dimulai dengan keluarnya maklumat yang menyatakan Aceh bagian dari DI/TII Jawa Barat pada 20 September 1953. Setelah itu, pasukan Daud Beureuh menguasai berbagai kota di Aceh dan mempropagandakan rakyat Aceh untuk anti terhadap RI.
Berbagai cara juga dilakukan untuk memadamkan pemberontakan DI/TII Aceh. Salah satunya, mendatangkan pasukan dari Sumatera Utara dan Sumatera Tengah untuk mendesak pasukan TII Aceh hingga hutan.
Lalu, diadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh pada 17-28 Desember 1962 oleh Kolonel M. Yasin. Akhirnya, Daud Beureuh menerima hasil musyawarah dan kembali ke masyarakat.
Sementara itu, pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan (Kalsel) berlangsung pada 1950 hingga 1959. Keinginan untuk bergabung dengan NII bentukan Kartosuwiryo yang melatarbelakangi pemberontakan DI/TII Kalsel.
Pemberontakan DI/TII Kalsel diawali dari deklarasi Ibnu Hajar pada Oktober 1950 bahwa DI/TII Kalsel merupakan bagian dari DI/TII Kartosuwiryo. Dia juga menamakan pasukannya Kesatuan Rakyat yang Tertindas (KRYT).
Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk mengatasi pembentukan Ibnu Hajar. Salah satunya cara persuasif, pemerintah menyarankan agar Ibnu Hajar menghentikan pemberontakannya.
Namun, usaha pemerintah ini gagal. Lalu, operasi militer dilaksanakan pada 1959. Operasi ini berhasil menangkap Ibnu Hajar sekaligus menumpas DI/TII Kalsel.
Sementara itu, pemberontakan DI/TII Aceh berlangsung pada 1953-1962. Latar belakang pemberontakan ini adalah kekecewaan masyarakat Aceh karena diturunkannya status Aceh menjadi Keresidenan di bawah Sumatera Utara.
Pemberontakan ini dimulai dengan keluarnya maklumat yang menyatakan Aceh bagian dari DI/TII Jawa Barat pada 20 September 1953. Setelah itu, pasukan Daud Beureuh menguasai berbagai kota di Aceh dan mempropagandakan rakyat Aceh untuk anti terhadap RI.
Berbagai cara juga dilakukan untuk memadamkan pemberontakan DI/TII Aceh. Salah satunya, mendatangkan pasukan dari Sumatera Utara dan Sumatera Tengah untuk mendesak pasukan TII Aceh hingga hutan.
Lalu, diadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh pada 17-28 Desember 1962 oleh Kolonel M. Yasin. Akhirnya, Daud Beureuh menerima hasil musyawarah dan kembali ke masyarakat.
(rca)
tulis komentar anda