Nabil Haroen: Jangan Impor Konflik Timur Tengah ke Indonesia

Senin, 29 Juni 2020 - 23:45 WIB
Aksi penolakan RUU HIP di Gedung DPR/MPR. Foto/SINDOnews/Okto Rizki Alpino
JAKARTA - Menyikapi aksi demonstrasi memprotes Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang berujung pada pembakaran bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan upaya mendelegitimasi Bung Karno, politikus PDIP Nabil Haroen meminta agar jangan sampai ada upaya memecah belah bangsa dan mengadu domba umat Islam dengan kelompok nasionalis.

"Bendera itu simbol kehormatan dan jati diri. Saya yakin orang-orang yang melakukan aksi provokasi itulah yang membawa bendera PKI dan membakarnya bersama bendera PDI Perjuangan itulah yang memiliki aksi tersembunyi," katanya, Senin (29/6/2020).

Karena itu, Nabil Haroen meminta pihak kepolisian berani menangkap para provokator tersebut. "Nahdliyyin dan kelompok Soekarnois itu saudara. Keduanya sama-sama berjuang mendirikan Republik Indonesia. Karena itulah mengapa Bung Karno sangat dekat dengan NU, demikian halnya PDI Perjuangan . Bung Karno juga mendapat pengukuhan dari NU sebagai waliyyul amri ad-dharuri bis-syaukah. Yakni, pemimpin negara di masa transisi yang punya legitimasi untuk memimpin bangsa," katanya.( )



Anggota Komisi IX DPR ini menceritakan bahwa Bung Karno juga dikukuhkan sebagai Pahlawan Islam melalui Konferensi Islam Asia Afrika pada 6-14 Maret 1965 di Bandung. Tanpa dukungan Bung Karno tidak akan ditemukan makam Imam Buchori di kawasan Uzbekistan, yang saat itu berada di wilayah Soviet yang dipimpin Nikita Krushchev.

Bung Karno banyak membantu kemerdekaan bangsa Islam seperti Aljazair, Palestina, dan kemudian juga pembela kemerdekaan Pakistan. "Jadi jangan sampai ada yang memutar balikkan sejarah. Kalau mereka terus memecah belah bangsa, mereka melawan demokrasi dan konsesus kebangsaan, harus ada tindakan tegas melawan itu," tuturnya.

Nabil Haroen berpesan agar tidak ada upaya mengimpor konflik Timur Tengah ke Indonesia. Sebab, menurutnya, ada sekelompok orang yang meniru cara-cara devide at impera. "Kita tahu, HTI telah dibubarkan di banyak negara, termasuk mayoritas negara Islam. Di belakang HTI ada kepentingan asing yang menyamar gunakan agama. Jadi yang harus kita lawan intrik politik dari HTI. Waspadai partai dan kelompok tertentu yang menggunakan narasi, simbol dan manuver intrik politik dari HTI," katanya.( )

Dikatakan Nabil Haroen, kelompok Soekarnois dan PDI Perjuangan telah menunjukkan komitmennya bersama Nahdlatul Ulama, terbukti dengan gerakan bersama wakil Presiden KH Ma’ruf Amin yang berasal dari NU. "Ibu Megawati juga sangat membela Palestina dan menolak keras aksi unilateral Amerika Serikat terhadap Irak. Kita harus melihat catatan sejarah bangsa ini secara komprehensif," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama.
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More