7 Habib yang Memiliki Peran dalam Kemerdekaan RI, Nomor 5 Ciptakan Mars Hari Merdeka
Minggu, 31 Juli 2022 - 18:52 WIB
5. Al Habib Husein Muthahar
Nama lengkapnya Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salin bin Ahmad Al-Muthahar. Habib kelahiran Semarang, 5 Agustus 1916 ini merupakan seorang komponis musik Indonesia. Lagu ciptaannya yang masyhur adalah Hymne Syukur dan mars Hari Merdeka. Lagu ciptaannya, Dirgahayu Indonesiaku menjadi lagu resmi HUT ke-50 Kemerdekaan RI.
Habib Husein Muthahar lahir dari keluarga Arab-Indonesia yang mapan dan termasuk kelompok Sayyid. Ia menamatkan pendidikan di MULO B pada 1934 dan AMS A-1 pada 1938. Ia sempat melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada (UGM) mengambil Jurusan Hukum pada 1946-1947. Saat itu ia telah bekerja sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Yogyakarta.
Habib Husein Muthahar menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negara di Yogyakarta pada 1947. Setelah itu, jabatannya loncat-loncat antardepartemen. Puncaknya, habib yang menguasai enma bahasa ini ditunjuk menjadi Duta Besar RI untuk Vatikan pada 1967-1973.
Selain menjadi abdi negara, Habib Husein juga aktif dalam kegiatan kepanduan. Ia menjadi tokoh utama dalam peleburan semua gerakan kepanduan menjadi Gerakan Pramuka. Ia pun menciptakan sejumlah lagu kepanduan, antara lain Gembira, Tepuk Tangan Silang-silang, Mari Tepuk, Slamatlah, Jangan Putus Asa, Saat Berpisah, dan Hymne Pramuka.
Pada HUT ke-1 Kemerdekaan RI, Habib Husein Muthahar mendapatkan tugas dari Presiden Soekarno untuk menyusun upacara pengibaran bendera Merah Putih, 17 Agustus 1946. Ia kemudian memilih lima pemuda dari berbagai daerah yang berdomisili di Yogyakarta sebagai pengibar bendera. Menurutnya, pengibar bendera adalah anak-anak muda yang mewakili daerah-daerah di Indonesia.
Di era Presiden Soeharto, Habib Husein Muthahar yang duduk sebagai Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka Depdikbud, juga diminta menyusun tata cara pengibaran Bendera Pusaka. Ia kemudian membagi satu pasukan pengibar bendara menjadi tiga kelompok. Kelompok 17 sebagai pengiring atau pemandu; kelompok 8 sebagai kelompok inti pembawa bendera; kelompok 45 sebagai pengawal. Pembagian menjadi tiga kelompok tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Atas pengabdiannya kepada negara, Habib Husein Muthahar meraih penghargaan Bintang Gerilya dan Bintang Mahaputra. Ia wafat di Jakarta pada 9 Juni 2004.
6. Al Habib Syarif Sultan Abdul Hamid II
Nama lengkapnya Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salin bin Ahmad Al-Muthahar. Habib kelahiran Semarang, 5 Agustus 1916 ini merupakan seorang komponis musik Indonesia. Lagu ciptaannya yang masyhur adalah Hymne Syukur dan mars Hari Merdeka. Lagu ciptaannya, Dirgahayu Indonesiaku menjadi lagu resmi HUT ke-50 Kemerdekaan RI.
Habib Husein Muthahar lahir dari keluarga Arab-Indonesia yang mapan dan termasuk kelompok Sayyid. Ia menamatkan pendidikan di MULO B pada 1934 dan AMS A-1 pada 1938. Ia sempat melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada (UGM) mengambil Jurusan Hukum pada 1946-1947. Saat itu ia telah bekerja sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Yogyakarta.
Habib Husein Muthahar menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negara di Yogyakarta pada 1947. Setelah itu, jabatannya loncat-loncat antardepartemen. Puncaknya, habib yang menguasai enma bahasa ini ditunjuk menjadi Duta Besar RI untuk Vatikan pada 1967-1973.
Selain menjadi abdi negara, Habib Husein juga aktif dalam kegiatan kepanduan. Ia menjadi tokoh utama dalam peleburan semua gerakan kepanduan menjadi Gerakan Pramuka. Ia pun menciptakan sejumlah lagu kepanduan, antara lain Gembira, Tepuk Tangan Silang-silang, Mari Tepuk, Slamatlah, Jangan Putus Asa, Saat Berpisah, dan Hymne Pramuka.
Pada HUT ke-1 Kemerdekaan RI, Habib Husein Muthahar mendapatkan tugas dari Presiden Soekarno untuk menyusun upacara pengibaran bendera Merah Putih, 17 Agustus 1946. Ia kemudian memilih lima pemuda dari berbagai daerah yang berdomisili di Yogyakarta sebagai pengibar bendera. Menurutnya, pengibar bendera adalah anak-anak muda yang mewakili daerah-daerah di Indonesia.
Di era Presiden Soeharto, Habib Husein Muthahar yang duduk sebagai Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka Depdikbud, juga diminta menyusun tata cara pengibaran Bendera Pusaka. Ia kemudian membagi satu pasukan pengibar bendara menjadi tiga kelompok. Kelompok 17 sebagai pengiring atau pemandu; kelompok 8 sebagai kelompok inti pembawa bendera; kelompok 45 sebagai pengawal. Pembagian menjadi tiga kelompok tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Atas pengabdiannya kepada negara, Habib Husein Muthahar meraih penghargaan Bintang Gerilya dan Bintang Mahaputra. Ia wafat di Jakarta pada 9 Juni 2004.
6. Al Habib Syarif Sultan Abdul Hamid II
Lihat Juga :
tulis komentar anda