7 Habib yang Memiliki Peran dalam Kemerdekaan RI, Nomor 5 Ciptakan Mars Hari Merdeka
Minggu, 31 Juli 2022 - 18:52 WIB
Setelah kembali ke Tanah Air, Habib Ali membangun Masjid Al-Riyadh dan madrasah Unwanul Falah di Kwitang. Ia juga mendirikan majelis taklim yang kemudian dikenal dengan Majelis Taklim Kwitang. Dari situ, Habib Ali juga disebut sebagai pelopor majelis taklim di Indonesia.
Habib Ali yang juga turut mengobarkan semangat antipenjajahan kemudian dimintai pendapat oleh Soekarno terkait hari dan waktu yang tepat untuk membacakan Proklamasi Kemerdekaan RI. Setelah merdeka, Habib Ali juga ikut mendorong berdirinya partai politik berazaskan Islam pertama di Indonesia yakni Partai Syarikat Islam. Habib Ali wafat di Jakarta pada 10 Oktober 1968.
2. Habib Idrus bin Salim Al-Jufri
Ulama yang dikenal dengan Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua ini lahir di Hadramaut, 15 Maret 1892. Dia merupakan putra keempat dari enam bersaudara pasangan Habib Salim bin Alwi dan Syarifah Nur Al-Jufri.
Habib Idrus merupakan tokoh pejuang di Provinsi Sulawesi Tengah di bidang pendidikan agama Islam. Ia mendirikan lembaga pendidikan Alkhairaat di Palu, Sulawesi Tengah.
Dalam buku Perguruan Islam Alkhairaat dari Masa ke Masa yang disusun Pengurus Besar Alkhairaat, Habib Idrus datang ke Indonesia pada umur 17 tahun bersama ayahnya. Tujuannya untuk mengunjungi sanak saudara yang berada di Pulau Jawa dan Sulawesi.
Kunjungan keduanya ke Indonesia pada 1922 erat kaitan dengan sikap dan perlawanan terjadap imperialis Inggirs di Hadramaut. Sejak saat itu dia menetap dan berkiprah untuk umat Islam di Indonesia.
Lembaga pendidikan Alkhairat yang didirikan, selain sebagai media dakwah Islam, uga menjadi pusat doktrinasi nilai-nilai nasionalisme. Habib Idrus wafat di Palu pada 22 Desember 1969.
3. Al Habib Salim bin Jindan
Habib Ali yang juga turut mengobarkan semangat antipenjajahan kemudian dimintai pendapat oleh Soekarno terkait hari dan waktu yang tepat untuk membacakan Proklamasi Kemerdekaan RI. Setelah merdeka, Habib Ali juga ikut mendorong berdirinya partai politik berazaskan Islam pertama di Indonesia yakni Partai Syarikat Islam. Habib Ali wafat di Jakarta pada 10 Oktober 1968.
2. Habib Idrus bin Salim Al-Jufri
Ulama yang dikenal dengan Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua ini lahir di Hadramaut, 15 Maret 1892. Dia merupakan putra keempat dari enam bersaudara pasangan Habib Salim bin Alwi dan Syarifah Nur Al-Jufri.
Habib Idrus merupakan tokoh pejuang di Provinsi Sulawesi Tengah di bidang pendidikan agama Islam. Ia mendirikan lembaga pendidikan Alkhairaat di Palu, Sulawesi Tengah.
Dalam buku Perguruan Islam Alkhairaat dari Masa ke Masa yang disusun Pengurus Besar Alkhairaat, Habib Idrus datang ke Indonesia pada umur 17 tahun bersama ayahnya. Tujuannya untuk mengunjungi sanak saudara yang berada di Pulau Jawa dan Sulawesi.
Kunjungan keduanya ke Indonesia pada 1922 erat kaitan dengan sikap dan perlawanan terjadap imperialis Inggirs di Hadramaut. Sejak saat itu dia menetap dan berkiprah untuk umat Islam di Indonesia.
Lembaga pendidikan Alkhairat yang didirikan, selain sebagai media dakwah Islam, uga menjadi pusat doktrinasi nilai-nilai nasionalisme. Habib Idrus wafat di Palu pada 22 Desember 1969.
3. Al Habib Salim bin Jindan
tulis komentar anda