Dunia Digital dan Pembentukan Pengetahuan Generasi Muda
Selasa, 12 Juli 2022 - 21:34 WIB
Sebagai infrastruktur digital yang dikembangkan dengan konsep"single business discovery system"Trove didesain tidak hanya berfungsi sebagai mesin agregator tetapi juga ruang kolaborasi pengetahuan publik, di mana setiap pengguna bisa berkontribusi untuk memperkaya koleksi Trove.
Di Tanah Air, Perpustakaan Nasional sejak 2015 telah membangun IOS (Indonesia OneSearch -www.onesearch.id), sebagai satu pintu pencarian untuk semua koleksi publik dari perpustakaan, museum, arsip, dan sumber elektronik di Indonesia. Hingga saat ini terdapat 15.917.664 entri yang dikumpulkan dengan metodeharvestingotomatis dari repositori milik organisasi mitra, yang berasal dari berbagai sektor.
Manfaat hasil kerja kolaboratif dalam penyediaan pengetahuan secara digital semacam Trove dan IOS ini membantu menghemat waktu pencarian, menghindari plagiat, menjelajah gagasan, meningkatkan volume akses, menjangkau lebih banyak pengguna dan memetakan pengetahuan institusi.
Perpustakaan juga melakukan transformasi penyediaan layanan koleksi berbasis teknologi informasi, dengan tetap mengedepankan aspek interaksi dan keterlibatan masyarakat sebagai inti pengembangan konsep layanan. Pergeseran ekspektasi masyarakat yang memandang perpustakaan adalah garda terdepan dalam penyebaran pengetahuan, menuntut adanya keterhubungan (connectivity), keberagaman (variety) dan kecepatan (velocity), sebagai norma dalam inovasi layanan perpustakaan di era digital.
Dalam konteks ini, pustakawan dan perpustakaan dianggap sebagai pihak yang paling kompeten dan relevan, karena memiliki aset data dan pengetahuan serta memahami bagaimana teknologi bisa membantu meningkatkan aksesibilitas pengetahuan tersebut. Untuk itu, selayaknya perpustakaan mendapat dukungan dan sinergi antarlembaga pemerintah, swasta dan personal yang lebih kuat lagi dalam upaya mencapai tujuan besar, yakni membentuk pengetahuan sebagai khazanah intelektual dan bukti kemajuan peradaban sebuah bangsa.
Disrupsi dalam dunia digital dalam pengembangan pengetahuan generasi muda adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Namun demikian, penyediaan sumber belajar dalam berbagai media dan konten tetaplah menjadi sesuatu yang dapat dirancang dan disituasikan.
Sehingga, ketersediaan kurasi dan repositori pengetahuan terbuka yang dikelola secara kolaboratif antarlembaga dan profesi, memungkinkan generasi muda untuk terus mengembangkan pengetahuannya, mengasah kemampuan menalar dan dapat berpijak pada dasar etika keilmuan yang jelas.
Di Tanah Air, Perpustakaan Nasional sejak 2015 telah membangun IOS (Indonesia OneSearch -www.onesearch.id), sebagai satu pintu pencarian untuk semua koleksi publik dari perpustakaan, museum, arsip, dan sumber elektronik di Indonesia. Hingga saat ini terdapat 15.917.664 entri yang dikumpulkan dengan metodeharvestingotomatis dari repositori milik organisasi mitra, yang berasal dari berbagai sektor.
Manfaat hasil kerja kolaboratif dalam penyediaan pengetahuan secara digital semacam Trove dan IOS ini membantu menghemat waktu pencarian, menghindari plagiat, menjelajah gagasan, meningkatkan volume akses, menjangkau lebih banyak pengguna dan memetakan pengetahuan institusi.
Perpustakaan juga melakukan transformasi penyediaan layanan koleksi berbasis teknologi informasi, dengan tetap mengedepankan aspek interaksi dan keterlibatan masyarakat sebagai inti pengembangan konsep layanan. Pergeseran ekspektasi masyarakat yang memandang perpustakaan adalah garda terdepan dalam penyebaran pengetahuan, menuntut adanya keterhubungan (connectivity), keberagaman (variety) dan kecepatan (velocity), sebagai norma dalam inovasi layanan perpustakaan di era digital.
Dalam konteks ini, pustakawan dan perpustakaan dianggap sebagai pihak yang paling kompeten dan relevan, karena memiliki aset data dan pengetahuan serta memahami bagaimana teknologi bisa membantu meningkatkan aksesibilitas pengetahuan tersebut. Untuk itu, selayaknya perpustakaan mendapat dukungan dan sinergi antarlembaga pemerintah, swasta dan personal yang lebih kuat lagi dalam upaya mencapai tujuan besar, yakni membentuk pengetahuan sebagai khazanah intelektual dan bukti kemajuan peradaban sebuah bangsa.
Disrupsi dalam dunia digital dalam pengembangan pengetahuan generasi muda adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Namun demikian, penyediaan sumber belajar dalam berbagai media dan konten tetaplah menjadi sesuatu yang dapat dirancang dan disituasikan.
Sehingga, ketersediaan kurasi dan repositori pengetahuan terbuka yang dikelola secara kolaboratif antarlembaga dan profesi, memungkinkan generasi muda untuk terus mengembangkan pengetahuannya, mengasah kemampuan menalar dan dapat berpijak pada dasar etika keilmuan yang jelas.
(ynt)
tulis komentar anda