Dunia Digital dan Pembentukan Pengetahuan Generasi Muda
Selasa, 12 Juli 2022 - 21:34 WIB
Joko Santoso
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan, Perpustakaan Nasional
Sejak pandemi Covid-19, ruang digital Indonesia diramaikan fenomena baru yakni masifnya penyebaran konten video edukasi berdurasi pendek melalui media sosial. Fenomena ini muncul seiring naiknya popularitas aplikasi media sosial berbagi video berdurasi pendek. Sebut saja TikTok, kemudian Instagram dengan fitur Reels-nya, dan Youtube melalui fitur Shorts.
Konten-konten edukasi itu ada video yang ditonton lebih dari 2 miliar kali hanya dalam 29 hari melalui tagar #samasamabelajar. Konten itu mengangkat tema edukasi dengan isu tips sehari-hari atauDo It Yourself, belajar memasak, belajar bahasa, dan gaya hidup.
Di Indonesia, pada awal 2022, TikTok mengumumkan memiliki 92,07 juta pengguna berusia 18 tahun ke atas. Angka tersebut masih di bawah Instagram yang memiliki 99,15 juta pengguna dari segala jenis usia, dan Youtube yang memiliki 139 juta pengguna dari segala usia.
Besarnya jumlah pengguna aplikasi tersebut menjadi gambaran bagaimana ketatnya persaingan aplikasi penyedia konten di Tanah Air. Apalagi besarnya jumlah penduduk dan demografi Indonesia menjanjikan potensi pasar digital sangat luas.
Berdasarkan laporan dari Hootsuite (We are Social) pada Februari 2022, Indonesia memiliki jumlah pengguna Internet dangadgetyang sangat masif. Setidaknya terdapat 204,7 juta pengguna internet dan 370,1 juta peranti genggam terkoneksi, angka tersebut lebih tinggi dari total populasi Indonesia 270,2 juta jiwa. Besarnya pengguna internet dan kepemilikangadgetini memicu tumbuhnya konten digital serta mendorong memunculkan peluang besar bagi produsen pengetahuan, termasuk di dalamnya paracontent creatoruntuk menyebarkan produknya di berbagai media sosial.
Dari sisi demografi, potensi pasar digital Indonesia juga bisa dilihat dari data sensus penduduk 2020 yang menunjukkan penduduk didominasi generasi Z (27,94%), disusul generasi milenial sebanyak 25,87% dari total penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2021).
Generasi milenial, generasi Z, hingga generasi setelahnya mayoritas merupakandigital native, di mana minat dan ketertarikan mereka terhadap model pengetahuan lebih besar pada yang bersifat audio-visual dibandingkan tekstual. Hal ini tentu dibaca oleh pasar dan produsen pengetahuan dalam mengembangkan program dan produk digital pengetahuan sesuai dengan habitus mereka.
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan, Perpustakaan Nasional
Sejak pandemi Covid-19, ruang digital Indonesia diramaikan fenomena baru yakni masifnya penyebaran konten video edukasi berdurasi pendek melalui media sosial. Fenomena ini muncul seiring naiknya popularitas aplikasi media sosial berbagi video berdurasi pendek. Sebut saja TikTok, kemudian Instagram dengan fitur Reels-nya, dan Youtube melalui fitur Shorts.
Konten-konten edukasi itu ada video yang ditonton lebih dari 2 miliar kali hanya dalam 29 hari melalui tagar #samasamabelajar. Konten itu mengangkat tema edukasi dengan isu tips sehari-hari atauDo It Yourself, belajar memasak, belajar bahasa, dan gaya hidup.
Di Indonesia, pada awal 2022, TikTok mengumumkan memiliki 92,07 juta pengguna berusia 18 tahun ke atas. Angka tersebut masih di bawah Instagram yang memiliki 99,15 juta pengguna dari segala jenis usia, dan Youtube yang memiliki 139 juta pengguna dari segala usia.
Besarnya jumlah pengguna aplikasi tersebut menjadi gambaran bagaimana ketatnya persaingan aplikasi penyedia konten di Tanah Air. Apalagi besarnya jumlah penduduk dan demografi Indonesia menjanjikan potensi pasar digital sangat luas.
Berdasarkan laporan dari Hootsuite (We are Social) pada Februari 2022, Indonesia memiliki jumlah pengguna Internet dangadgetyang sangat masif. Setidaknya terdapat 204,7 juta pengguna internet dan 370,1 juta peranti genggam terkoneksi, angka tersebut lebih tinggi dari total populasi Indonesia 270,2 juta jiwa. Besarnya pengguna internet dan kepemilikangadgetini memicu tumbuhnya konten digital serta mendorong memunculkan peluang besar bagi produsen pengetahuan, termasuk di dalamnya paracontent creatoruntuk menyebarkan produknya di berbagai media sosial.
Dari sisi demografi, potensi pasar digital Indonesia juga bisa dilihat dari data sensus penduduk 2020 yang menunjukkan penduduk didominasi generasi Z (27,94%), disusul generasi milenial sebanyak 25,87% dari total penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2021).
Generasi milenial, generasi Z, hingga generasi setelahnya mayoritas merupakandigital native, di mana minat dan ketertarikan mereka terhadap model pengetahuan lebih besar pada yang bersifat audio-visual dibandingkan tekstual. Hal ini tentu dibaca oleh pasar dan produsen pengetahuan dalam mengembangkan program dan produk digital pengetahuan sesuai dengan habitus mereka.
tulis komentar anda