Presidensi G20: Gagasan Kebijakan Exit Strategy dalam Pemulihan Ekonomi Global

Selasa, 12 Juli 2022 - 13:56 WIB
Aurelia Abida Kurniawan, Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang. Foto/Dok. Pribadi
Aurelia Abida Kurniawan

Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional

Universitas Muhammadiyah Malang

KOMPLEKSITAS dunia pascapandemi Covid-19 yang kurang lebih melanda umat manusia dua tahun belakangan ini menimbulkan luka dalam dan memar bagi seluruh negara. Bukan hanya kehilangan sebagian dari penduduknya tetapi juga kehilangan berbagai aspek penyokong negara salah satunya sektor perekonomian.

Kondisi ini menimbulkan krisis multi-dimensional yang dihadapi seluruh negara di dunia. Pandemi juga menghambat upaya dan progres kerja dari negara mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs). Terutama negara berkembang dan miskin semakin kesusahan untuk memulihkan kondisi negaranya.



Indonesia yang pada saat itu kasus penyebaran Covid-19 peringkat keempat terbesar di dunia membuat kondisi domestik juga terdampak. Namun Indonesia segera bangkit dengan melakukan upaya-upaya seperti diplomasi kesehatan untuk vaksinasi dan juga bantuan dari WHO.

Dalam rapat petinggi ASEAN, Indonesia dinilai berhasil menghadapi pandemi dari sisi ekonomi, perlindungan terhadap masyarakat, dan pengelolaan tata keuangan negara. Hal ini dikarenakan Indonesia lebih dulu menerapkan Exit Strategy untuk memulihkan perekonomiannya.

Melihat kondisi tersebut, Indonesia yang menjadi tuan rumah G20 memiliki kesempatan yang besar untuk menyiapkan sebuah agenda besar. Tujuannya menciptakan sebuah kebijakan baru untuk menanggulangi krisis ekonomi global agar memberikan dampak positif pada kepentingan Indonesia dan seluruh negara.

G20 merupakan sebuah forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan. Anggota-anggota G20 terdiri atas 19 negara dan satu kawasan yaitu Uni Eropa (UE). Rangkaian dari agenda pertemuan Presidensi G20 Indonesia mengusung tiga tema besar yaitu pertama kesehatan, ekonomi, dan energi terbarukan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More