G20 Dinilai Bisa Jadi Momentum Wujudkan Dana Abadi LSM
Rabu, 08 Juni 2022 - 20:58 WIB
JAKARTA - Perhelatan G20 dinilai bisa menjadi momentum mewujudkan dana abadi Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ). Sebelum G20 digelar pada November 2022, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai perlu mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) Dana Abadi LSM.
Menurut perwakilan C20 Bona Tua, banyak dampak positif dari Perpres Dana Abadi LSM juga dapat menjadi kado bagi dunia internasional. "Koalisi menunggu dengan keyakinan penuh bahwa Presiden (Jokowi) akan menandatangani perpres itu mengingat beliau sangat memahami peran krusial LSM dan masyarakat sipil selama ini. Secara momentum juga akan tepat karena bersamaan dengan G20," ujarnya, Rabu (8/6/2022).
Bona yang juga sebagai program officer International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) ini yakin, Indonesia bakal semakin sejajar dengan negara maju terutama negara G20, bahwa telah memiliki dana pembangunan masyarakat ke dalam atau domestik yaitu dana abadi LSM. Sebelumnya Indonesia telah memiliki dana pembangunan untuk internasional yaitu Indonesian AID/LDKPI.
Lebih lanjut dia mengatakan, urgensi yang paling nyata terkait daya topang kiprah LSM dalam turut serta mengatasi masalah-masalah warga di tengah masih dirasakannya pandemi Covid-19 dan mempersiapkan memasuki era endemi. Perpres tersebut jika disahkan akan mengakselerasi LSM dalam membantu mengatasi masalah bersama terutama mendampingi masyarakat yang terdampak secara langsung atau penurunan jumlah warga yang masuk kategori kemiskinan paling parah (extreme poverty).
Pada hal lain, kata dia, kiprah LSM juga dapat membantu perhatian pemerintah seperti peningkatan indeks demokrasi maupun indeks perilaku anti korupsi. “Peraturan Presiden ini akan menjadi bukti bahwa negara hadir dalam memperkuat demokrasi dan keberdayaan warga," tuturnya.
Dia menuturkan, perpres itu punya implikasi jangka menengah dan panjang yang sangat baik. Dengan keberlangsungan pendanaan dan ketahanan lembaga LSM, diharapkan akan mendorong peran serta LSM dalam menjaga demokrasi kewargaan ke depan.
"Paling dekat LSM menjadi medium menjaga kewarasan pemilu serentak 2024, misalnya terhadap isme-isme yang berpeluang mengoyak kain kebangsaan seperti primordialisme hingga identitas yang sempit," ucapnya.
Menurut perwakilan C20 Bona Tua, banyak dampak positif dari Perpres Dana Abadi LSM juga dapat menjadi kado bagi dunia internasional. "Koalisi menunggu dengan keyakinan penuh bahwa Presiden (Jokowi) akan menandatangani perpres itu mengingat beliau sangat memahami peran krusial LSM dan masyarakat sipil selama ini. Secara momentum juga akan tepat karena bersamaan dengan G20," ujarnya, Rabu (8/6/2022).
Bona yang juga sebagai program officer International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) ini yakin, Indonesia bakal semakin sejajar dengan negara maju terutama negara G20, bahwa telah memiliki dana pembangunan masyarakat ke dalam atau domestik yaitu dana abadi LSM. Sebelumnya Indonesia telah memiliki dana pembangunan untuk internasional yaitu Indonesian AID/LDKPI.
Lebih lanjut dia mengatakan, urgensi yang paling nyata terkait daya topang kiprah LSM dalam turut serta mengatasi masalah-masalah warga di tengah masih dirasakannya pandemi Covid-19 dan mempersiapkan memasuki era endemi. Perpres tersebut jika disahkan akan mengakselerasi LSM dalam membantu mengatasi masalah bersama terutama mendampingi masyarakat yang terdampak secara langsung atau penurunan jumlah warga yang masuk kategori kemiskinan paling parah (extreme poverty).
Pada hal lain, kata dia, kiprah LSM juga dapat membantu perhatian pemerintah seperti peningkatan indeks demokrasi maupun indeks perilaku anti korupsi. “Peraturan Presiden ini akan menjadi bukti bahwa negara hadir dalam memperkuat demokrasi dan keberdayaan warga," tuturnya.
Dia menuturkan, perpres itu punya implikasi jangka menengah dan panjang yang sangat baik. Dengan keberlangsungan pendanaan dan ketahanan lembaga LSM, diharapkan akan mendorong peran serta LSM dalam menjaga demokrasi kewargaan ke depan.
"Paling dekat LSM menjadi medium menjaga kewarasan pemilu serentak 2024, misalnya terhadap isme-isme yang berpeluang mengoyak kain kebangsaan seperti primordialisme hingga identitas yang sempit," ucapnya.
tulis komentar anda