Di Rapat Terakhir Menteri, Jenderal Ini Memutuskan Setia pada Soeharto

Senin, 23 Mei 2022 - 19:10 WIB
"Mengapa Pak Ginanjar tidak mundur secara pribadi, mengapa pula harus mengajak seluruh menteri yang berada di bawah koordinasinya untuk mengundurkan diri bersama-sama pada saat Pak Harto menghadapi kesulitan mengatasi krisis? Ada apa di balik ajakan ini?" tanya Ary yang menjabat sebagai Sekjen Partai Golkar (1993-1998).

"Kalau Pak Ary Mardjono tidak mau mundur, juga tidak apa-apa," jawab Ginanjar.

"Saya tidak akan mundur dan tetap membantu Pak Harto," tandas Ary.

Rapat koordinasi Menko Ekuin akhrinya ditutup pukul 19.00 WIB. Surat pengunduran diri yang dibuat oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Pemukiman Akbar Tanjung lalu dikirimkan ke Presiden Soeharto. Isinya 14 menteri menyatakan akan tetap membantu pelaksanaan tugas Presiden dalam menyukseskan Catur Krida Kabinet Pembnguan VII. Namun, mereka menolak masuk dalam kabinet yang tengah disusun Presiden Soeharto.

Selepas rapat Ary lalu meluncur ke kediaman Pak Harto di Cendana. Ia menanyakan kepada Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut perihal surat pengunduran diri 14 menteri Kabinet Pembangunan VII.

"Pak Harto sudah menerima surat tersebut, dan besok pagi beliau akan menyatakan berhenti sebagai presiden," kata Mbak Tutut yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Sosial.

Dalam buku yang sama, Siti Hediati Hariyadi Soeharto menuturkan, malam sebelum mengundurkan diri, ayahnya memanggil seluruh putra-putrinya.

"Karena keadaan sudah semakin kacau dan saya tidak mau terjadi pertumpahan darah di antara sesama rakyat Indonesia, saya sudah memutuskan untuk mengundurkan diri dan berhenti dari jabatan saya sebagai presiden. Dan besok akan saya umumkan," ucap Soeharto seperti dituturkan Siti Hediati.

Semua anak-anak diam. Selang beberapa menit, putra-putrinya memastikan apakah keputusan itu telah bulat.

"Biarlah nanti sejarah yang akan membuktikan apa yang sudah Bapak dan Ibumu lakukan untuk negara dan bangsa ini," ucap Soeharto.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More