Mudik di Masa Pemulihan Ekonomi
Senin, 25 April 2022 - 09:36 WIB
Mudik dan Dorongan Pertumbuhan Ekonomi
Tradisi mudik lebaran melekat erat dengan Idul Fitri. Kerinduan pulang kampung menetralisasi kerepotan, bahkan jadi pemanis kemenangan. Mudik merupakan potret dialektikabudaya yang sudah berlangsung berabad-abad. Tradisi mudik ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran akan selalu ada dan terusberlangsung dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia.
Kegiatan mudik dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai status ekonomi. Artinya, pelaku kegiatan mudik bukanlah hanya dari kalangan masyarakat ekonomi menengah–bawah saja, tetapi juga dilakukan oleh masyarakat kelompok ekonomi menengah–atas.
Kebijakan pemerintah yang mengizinkan kegiatan mudik Lebaran 2022 saat ini disambut antusias sejumlah pihak. Pasalnya kegiatan mudik yang tidak diperbolehkan selama dua tahun terakhir telah menyebabkan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia lesu hingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang terkoreksi. Dibukanya mudik lebaran diharapkan dapat mendorong perputaran kembali roda perekonomian nasional menjadi lebih cepat.
Langkah pemerintah melakukan pelonggaran mobilitas dan mengizinkan mudik lebaran tahun ini menjadi peluang besar bagi percepatan pemulihan ekonomi nasional. Sebab, pelonggaran tersebut, akan berdampak pada peningkatan konsumsi. Pelonggaran akan meningkatkan mobilitas yang akan berujung meningkatnya belanja masyarakat, baik transportasi maupun belanja lainnya seperti makanan dan minuman.
Di sisi lain, pelonggaran mudik juga akan mendorong peningkatan keyakinan para pelaku usaha sehingga investasi pun dapat berpotensi kembali meningkat. Data menunjukkan bahwa pada umumnya pasar lebaran dapat memenuhi hingga 30% kinerja tahunan industri. Oleh sebab itu, melalui peningkatan konsumsi dan investasi, maka perekonomian Indonesia pun kian tepat berada di jalur pemulihan.
Lebih lanjut, keuntungan yang tak luput diperoleh dari fenomena mudik adalah berkaitan dengan reproduksi ekonomi warga di daerah. Mudik juga dapat dilihat sebagai bagian dari proses untuk memulihkan energi produktif. Keuntungan berupa modal sosial, –jaringan ekonomi di antara anggota keluarga maupun handai taulan yang luas,– dapat meningkatkan arus informasi sehingga menciptakan inovasi dan produktivitas melalui kegiatan usaha.
Mudik dan Pembangunan Ekonomi
Di dunia ini, mungkin hanya di Indonesia yang memiliki aktivitas migrasi temporer hingga jutaan penduduk dalam kurun waktu sepekan dalam situasi damai. Tanpa disadari, tradisi ini membawa ikatan kemasyarakatan yang akan menjadi modal sosial dalam membangun ekonomi bangsa.
Modal sosial ini dibangun berdasarkan rasa saling percaya antarindividu yang telah terbentuk dalam waktu lama serta memerlukan proses-proses sosial yang berliku. Terkait hal ini, modal sosial dapat diubah menjadi keunggulan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. Jaringan yang luas mampu memberikan menciptakan arus informasi yang murah dan cepat.
Tradisi mudik lebaran melekat erat dengan Idul Fitri. Kerinduan pulang kampung menetralisasi kerepotan, bahkan jadi pemanis kemenangan. Mudik merupakan potret dialektikabudaya yang sudah berlangsung berabad-abad. Tradisi mudik ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran akan selalu ada dan terusberlangsung dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia.
Kegiatan mudik dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai status ekonomi. Artinya, pelaku kegiatan mudik bukanlah hanya dari kalangan masyarakat ekonomi menengah–bawah saja, tetapi juga dilakukan oleh masyarakat kelompok ekonomi menengah–atas.
Kebijakan pemerintah yang mengizinkan kegiatan mudik Lebaran 2022 saat ini disambut antusias sejumlah pihak. Pasalnya kegiatan mudik yang tidak diperbolehkan selama dua tahun terakhir telah menyebabkan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia lesu hingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang terkoreksi. Dibukanya mudik lebaran diharapkan dapat mendorong perputaran kembali roda perekonomian nasional menjadi lebih cepat.
Langkah pemerintah melakukan pelonggaran mobilitas dan mengizinkan mudik lebaran tahun ini menjadi peluang besar bagi percepatan pemulihan ekonomi nasional. Sebab, pelonggaran tersebut, akan berdampak pada peningkatan konsumsi. Pelonggaran akan meningkatkan mobilitas yang akan berujung meningkatnya belanja masyarakat, baik transportasi maupun belanja lainnya seperti makanan dan minuman.
Di sisi lain, pelonggaran mudik juga akan mendorong peningkatan keyakinan para pelaku usaha sehingga investasi pun dapat berpotensi kembali meningkat. Data menunjukkan bahwa pada umumnya pasar lebaran dapat memenuhi hingga 30% kinerja tahunan industri. Oleh sebab itu, melalui peningkatan konsumsi dan investasi, maka perekonomian Indonesia pun kian tepat berada di jalur pemulihan.
Lebih lanjut, keuntungan yang tak luput diperoleh dari fenomena mudik adalah berkaitan dengan reproduksi ekonomi warga di daerah. Mudik juga dapat dilihat sebagai bagian dari proses untuk memulihkan energi produktif. Keuntungan berupa modal sosial, –jaringan ekonomi di antara anggota keluarga maupun handai taulan yang luas,– dapat meningkatkan arus informasi sehingga menciptakan inovasi dan produktivitas melalui kegiatan usaha.
Mudik dan Pembangunan Ekonomi
Di dunia ini, mungkin hanya di Indonesia yang memiliki aktivitas migrasi temporer hingga jutaan penduduk dalam kurun waktu sepekan dalam situasi damai. Tanpa disadari, tradisi ini membawa ikatan kemasyarakatan yang akan menjadi modal sosial dalam membangun ekonomi bangsa.
Modal sosial ini dibangun berdasarkan rasa saling percaya antarindividu yang telah terbentuk dalam waktu lama serta memerlukan proses-proses sosial yang berliku. Terkait hal ini, modal sosial dapat diubah menjadi keunggulan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. Jaringan yang luas mampu memberikan menciptakan arus informasi yang murah dan cepat.
tulis komentar anda