Duka di Lubuk Jambi, Kapten Terbaik Kopassus RA Fadillah Gugur Ditembak Musuh

Sabtu, 02 April 2022 - 11:39 WIB
Pertempuran di Lubuk Jambi

Pada 12 Maret 1958 RPKAD dan Pasukan Gerak Tjepat AU disiapkan di Tanjung Pinang untuk menguasai Pekanbaru. Meski operasi lintas udara ini belum pernah dilakukan sebelumnya, karena kemampuan, semangat dan kerja keras pasukan Baret Merah dan Baret Jingga terbukti sukses menguasai Lanud Pekanbaru dalam tempo singkat.

Target berikutnya menguasai Lubuk Jambi yang merupakan basis pertahanan Sektor Barat kebanggaan Ahmad Husein. Untuk menguasai daerah itu, Kompi B/Komando dibagi dua tim. Tim pertama dipimpin Lettu RH Djayadingrat dan satu lagi dipimpin Kapten RA Fadillah.

“Tugas Lettu Djayadiningrat menghadang di jalan besar antara Lubuk Jambi-Kilinjaru, sedangkan tim Kapten R Radillah menyerang langsung ke pertahanan musuh dari belakang,” bunyi tulisan buku Kopassus untuk Indonesia.



Sadar hendak disergap RPKAD dari berbagai jurusan, sebagian anggota gerombolan bersenjata PRRI kabur menerobos hutan. RPKAD terus mengejar untuk membasmi kelompok separatis itu.

Ketika menyeberangi suatu sungai kecil, mendadak mereka berjumpa musuh yang sebelumnya melarikan diri. Baku tembak pecah di pinggiran Desa Cengar. Di tengah ramainya tembakan, tiba-tiba terdengar suara Praka Bugis yang tertembak. Prajurit Baret Merah itu gugur.

Kapten Fadillah terus merangsek maju. Nahas bagi kapten gagah berani RPKAD ini. Ketika hendak menarik pelatuk senjata, musuh yang berjarak 6 meter di sisi kanannya memuntahkan tembakan. Kapten Fadillah tertembak di bagian perut.



Dalam suasana mencekam, prajurit TNI cepat-cepat mengevakuasi Kapten Fadillah dan membawanya ke Desa Cengar untuk mendapatkan pertolongan. Adapun Kompi C dikerahkan ke Lubuk Jambi yang akhirnya berhasil dikuasai tanpa perlawanan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More