Dihardik Raja Intel Indonesia, Luhut Pandjaitan Ciut Nyali

Jum'at, 25 Maret 2022 - 05:15 WIB
“Sejak itu saya tidak pernah berani menanyakan lagi soal itu,” kenang menteri perdagangan di era Presiden Gus Dur ini.

Kesetiaan Tegak Lurus

Bukan hanya pelajaran moral itu yang didapatnya. Luhut juga mengenang bagaimana dia dipercaya Benny mengawal Soeharto dalam KTT ASEAN di Kota Manila, Filipina.

Benny berpesan kepadanya dengan dingin. “Luhut, sejak dua atau tiga tahun lalu, sudah banyak yang antre untuk menggantikan saya, tetapi orang ini (sambil menunjuk foto Pak Harto di dinding) kalau terjadi sesuatu pada dirinya…Republik itu menjadi kacau…!” ujarnya dengan tegas.



Foto: Luhut di makam mendiang Panglima ABRI Jenderal Benny Moerdani di TMP Kalibata, Jakarta. Foto/FB Luhut B Pandjaitan.

“Jadi Luhut, taruhan keselamatan Pak Harto adalah lehermu..!” kata dia lagi. Sebagai perwira, Luhut pun menjawab tegas, “Siap! Laksanakan!”.

Setelah Benny pensiun, Luhut merasakan dampaknya. Dia menerima konsekuensi sebagai perwira yang pernah menjadi anak emas atau golden boy dari jenderal yang amat disegani di Indonesia itu. Begitu Benny tak punya power lagi, karier Luhut pun seakan terkucil.

Meski berstatus perwira cerdas dengan predikat lulusan terbaik (Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama), Luhut ternyata tidak pernah menjadi Danjen Kopassus, Kasdam bahkan Pangdam. Luhut menerima semuanya dengan lapang dada.

“Bagi saya itu harus bayar sebagai akibat kesetiaan yang tegak lurus. Dan saya bangga mampu menjalankan nilai-nilai yang diturunkan oleh Pak Benny kepada saya,” tutur mantan Komandan Kodiklatad ini.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More