Dihardik Raja Intel Indonesia, Luhut Pandjaitan Ciut Nyali
Jum'at, 25 Maret 2022 - 05:15 WIB
Bagi perwira menengah, kerap diajak berdiskusi oleh jenderal tentu sebuah kebanggaan. Terlebih ketika itu karier Benny telah melesat dan menjadi Panglima ABRI sekaligus orang kepercayaan Soeharto. Namun jika terlalu sering dipanggil, justru akan menimbulkan kegelisahan. Begitu pula yang dirasakan Luhut.
Akibat sering dipanggil ke kantornya, lama-kelamaan dia menjadi risih. Kebanggaan dipanggil oleh Panglima ABRI mengecil, karena pasti banyak yang tahu. Luhut berpikir, hal itu juga akan menjadikan para seniornya tidak senang, atau mungkin juga iri.
Suatu ketika saat mood Benny Moerdani bagus, Luhut memberanikan diri mengorek perihal tersebut. Lulusan terbaik Akademi Militer 1970 ini menanyakan mengapa dirinya sering dipanggil menghadap dan diajak berdiskusi.
“Pak, mohon izin, lain kali kalau memanggil saya, bisa kah melalui atasan saya?” ucap Luhut.
Tentara Baret Merah itu menyempatkan untuk mencuri pandang wajah Benny. Apa yang terjadi? Muka jenderal didikan Ali Moertopo itu lalu mengeras. Kedua tangannya mulai menyapu-nyapu meja. Di sisi lain Luhut menyesal telah bertanya karena Benny menjadi marah.
Tapi semunya terlanjur. Luhut hanya bisa pasrah. Benny tiba-tiba membentak.
“Luhut!” ucap Benny.
“Saya jenderal bintang empat…!,” kata ahli telik sandi asal Blora itu seraya menunjukkan tanda pangkat di bahu.
Dia kembali meneruskan ucapannya. “Dan kamu Letkol..!,” kata dia, keras.
Ucapan tegas Benny tak urung membuat ciut nyali Luhut. Dia hanya bisa menjawab siap.
Akibat sering dipanggil ke kantornya, lama-kelamaan dia menjadi risih. Kebanggaan dipanggil oleh Panglima ABRI mengecil, karena pasti banyak yang tahu. Luhut berpikir, hal itu juga akan menjadikan para seniornya tidak senang, atau mungkin juga iri.
Suatu ketika saat mood Benny Moerdani bagus, Luhut memberanikan diri mengorek perihal tersebut. Lulusan terbaik Akademi Militer 1970 ini menanyakan mengapa dirinya sering dipanggil menghadap dan diajak berdiskusi.
“Pak, mohon izin, lain kali kalau memanggil saya, bisa kah melalui atasan saya?” ucap Luhut.
Baca Juga
Tentara Baret Merah itu menyempatkan untuk mencuri pandang wajah Benny. Apa yang terjadi? Muka jenderal didikan Ali Moertopo itu lalu mengeras. Kedua tangannya mulai menyapu-nyapu meja. Di sisi lain Luhut menyesal telah bertanya karena Benny menjadi marah.
Tapi semunya terlanjur. Luhut hanya bisa pasrah. Benny tiba-tiba membentak.
“Luhut!” ucap Benny.
“Saya jenderal bintang empat…!,” kata ahli telik sandi asal Blora itu seraya menunjukkan tanda pangkat di bahu.
Dia kembali meneruskan ucapannya. “Dan kamu Letkol..!,” kata dia, keras.
Ucapan tegas Benny tak urung membuat ciut nyali Luhut. Dia hanya bisa menjawab siap.
Lihat Juga :
tulis komentar anda