Transformasi Struktural: Teknologi dan SDM Kunci?
Kamis, 17 Maret 2022 - 14:58 WIB
Prof Candra Fajri Ananda, Ph.D
Staf Khusus Kementerian Keuangan Republik Indonesia
PEMULIHAN ekonomi terus menunjukkan arah positif meski masih diselimuti ketidakpastian perekonomian dunia. Sejatinya, memulihkan perekonomian bukanlah perkara mudah, mengingat pemerintah masih berupaya keras mengendalikan dampak kesehatan dan perekonomian akibat pandemi. Lembaga pemeringkat Fitch pada November 2021 menilai aktivitas ekonomi Indonesia telah mengalami pemulihan secara bertahap dari tekanan Covid-19 karena dukungan kebijakan penanganan pandemi yang kian membaik terutama upaya percepatan vaksinasi yang dianggap sangat berhasil.
Indonesia merupakan salah satu negara terdampak Covid-19 yang telah berhasil melewati titik terendah akibat pandemi. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih belum berhasil mencapai angka yang diharapkan. Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 sebesar 3,6%. Angka tersebut masih berada di bawah target APBN 2021 sebesar 5% (yoy). Perekonomian Indonesia sepanjang 2021 masih tak lepas dari pengaruh dan dampak pandemi, termasuk ketika pemerintah menerapkan PPKM Darurat untuk menekan penyebaran Covid-19 varian Delta yang melambung tinggi pada kuartal III – 2021.
Terlebih, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia pada 2045, tepat 100 tahun kemerdekaan. Visi Indonesia Maju 2045 adalah melabuhkan Indonesia menjadi negara yang memiliki pendapatan Rp320 juta per kapita per tahun dengan PDB (Produk Domestik Bruto) mencapai 7 trilliun dollar AS. Hal itu tentu tidak bisa menjalankan program seperti biasa, perlu melakukan perbaikan dan perubahan dalam perencanaan, implementasi kebijakan, pengelolaan keuangan negara, yang biasa dikenal transformasi struktural, di mana peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), penerapan teknologi dalam organisasi ekonomi (swasta dan pemerintah) menjadi faktor kunci.
Belanja untuk Kualitas SDM
Seiring dengan pemulihan ekonomi yang masih berjalan, tekad kuat Indonesia dalam mewujudkan visi Indonesia Maju 2045 juga tak padam. Meski tak mudah, karena saat ini Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan domestik seperti produktivitas yang masih rendah, angkatan kerja yang masih didominasi oleh penduduk dengan pendidikan menengah ke bawah, hingga ketergantungan ekonomi Indonesia pada komoditas. Berbasis kondisi tersebut, transformasi strukural menjadi sangat penting terutama merubah ketergantungan pada komoditas menuju industri bernilai tambah tinggi dengan ditopang kapasitas domestik yang mumpuni, serta dominasi kegiatan ekspor impor dalam perekonomian, menjadi strategi utama dalam mewujudkan cita-cita 2045.
Selain itu, inovasi juga akan menjadi kunci pertumbuhan guna mencapai target visi Indonesia di 2045. Sementara kesuksesan riset dan inovasi bergantung pada kualitas SDM, artinya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi adalah motor utama dalam menjalankan trasnformasi ekonomi. Sudah seharusnya bangsa Indonesia secara benar dan tepat memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki dengan kemampuan sumber daya manusia yang tinggi sebagai kekuatan dalam membangun perekonomian nasional.
Sumber daya manusia yang tinggi dapat mempercepat kualitas pertumbuhan bangsa. Besarnya jumlah penduduk yang besar tanpa disertai kualitas yang memadai, hanya akan menjadi beban pembangunan. Lembaga-lembaga pendidikan tentu perlu merespons dengan memberikan layanan pendidikan yang lebih mengarah pada kualitas lulusan. Apakah universitas maupun sekolah vokasi, perlu menyinergikan dengan pengguna (industri) sehingga output mereka langsung dapat diserap dan meningkatkan produktivitas sektor tersebut. Makin tinggi produktivitas tentu akan mendorong tingkat efisiensi pada seluruh bidang perekonomian dan akhirnya akan memperkuat semangat inovasi dan penemuan-penemuan baru yang memperkaya perekonomian Indonesia.
Staf Khusus Kementerian Keuangan Republik Indonesia
PEMULIHAN ekonomi terus menunjukkan arah positif meski masih diselimuti ketidakpastian perekonomian dunia. Sejatinya, memulihkan perekonomian bukanlah perkara mudah, mengingat pemerintah masih berupaya keras mengendalikan dampak kesehatan dan perekonomian akibat pandemi. Lembaga pemeringkat Fitch pada November 2021 menilai aktivitas ekonomi Indonesia telah mengalami pemulihan secara bertahap dari tekanan Covid-19 karena dukungan kebijakan penanganan pandemi yang kian membaik terutama upaya percepatan vaksinasi yang dianggap sangat berhasil.
Indonesia merupakan salah satu negara terdampak Covid-19 yang telah berhasil melewati titik terendah akibat pandemi. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih belum berhasil mencapai angka yang diharapkan. Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 sebesar 3,6%. Angka tersebut masih berada di bawah target APBN 2021 sebesar 5% (yoy). Perekonomian Indonesia sepanjang 2021 masih tak lepas dari pengaruh dan dampak pandemi, termasuk ketika pemerintah menerapkan PPKM Darurat untuk menekan penyebaran Covid-19 varian Delta yang melambung tinggi pada kuartal III – 2021.
Terlebih, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia pada 2045, tepat 100 tahun kemerdekaan. Visi Indonesia Maju 2045 adalah melabuhkan Indonesia menjadi negara yang memiliki pendapatan Rp320 juta per kapita per tahun dengan PDB (Produk Domestik Bruto) mencapai 7 trilliun dollar AS. Hal itu tentu tidak bisa menjalankan program seperti biasa, perlu melakukan perbaikan dan perubahan dalam perencanaan, implementasi kebijakan, pengelolaan keuangan negara, yang biasa dikenal transformasi struktural, di mana peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), penerapan teknologi dalam organisasi ekonomi (swasta dan pemerintah) menjadi faktor kunci.
Belanja untuk Kualitas SDM
Seiring dengan pemulihan ekonomi yang masih berjalan, tekad kuat Indonesia dalam mewujudkan visi Indonesia Maju 2045 juga tak padam. Meski tak mudah, karena saat ini Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan domestik seperti produktivitas yang masih rendah, angkatan kerja yang masih didominasi oleh penduduk dengan pendidikan menengah ke bawah, hingga ketergantungan ekonomi Indonesia pada komoditas. Berbasis kondisi tersebut, transformasi strukural menjadi sangat penting terutama merubah ketergantungan pada komoditas menuju industri bernilai tambah tinggi dengan ditopang kapasitas domestik yang mumpuni, serta dominasi kegiatan ekspor impor dalam perekonomian, menjadi strategi utama dalam mewujudkan cita-cita 2045.
Selain itu, inovasi juga akan menjadi kunci pertumbuhan guna mencapai target visi Indonesia di 2045. Sementara kesuksesan riset dan inovasi bergantung pada kualitas SDM, artinya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi adalah motor utama dalam menjalankan trasnformasi ekonomi. Sudah seharusnya bangsa Indonesia secara benar dan tepat memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki dengan kemampuan sumber daya manusia yang tinggi sebagai kekuatan dalam membangun perekonomian nasional.
Sumber daya manusia yang tinggi dapat mempercepat kualitas pertumbuhan bangsa. Besarnya jumlah penduduk yang besar tanpa disertai kualitas yang memadai, hanya akan menjadi beban pembangunan. Lembaga-lembaga pendidikan tentu perlu merespons dengan memberikan layanan pendidikan yang lebih mengarah pada kualitas lulusan. Apakah universitas maupun sekolah vokasi, perlu menyinergikan dengan pengguna (industri) sehingga output mereka langsung dapat diserap dan meningkatkan produktivitas sektor tersebut. Makin tinggi produktivitas tentu akan mendorong tingkat efisiensi pada seluruh bidang perekonomian dan akhirnya akan memperkuat semangat inovasi dan penemuan-penemuan baru yang memperkaya perekonomian Indonesia.
tulis komentar anda