Pandemi, Rasisme, dan Pemilu Presiden di AS

Selasa, 16 Juni 2020 - 06:27 WIB
Pemilu Presiden

Aksi unjuk rasa dan kerusuhan yang melanda Amerika Serikat pascakematian Floyd kemudian menjadi tes bagi dua calon presiden, yakni petahana Donald Trump dari Partai Republik dan Joe Biden dari Partai Demokrat, yang akan bertarung dalam pemilu presiden November mendatang. Jika melihat hasil survei Pew Research Center terkait kepercayaan terhadap Trump dalam isu hubungan rasial, pandangan publik cenderung negatif terhadap Trump. Selain itu, Trump dinilai gagal dalam mengatasi pandemi Covid-19 di Amerika yang mencapai lebih dari 1,8 juta kasus. Dalam polling yang dilakukan beberapa media di AS, seperti CNN, menunjukkan popularitas Biden (51%) melebihi Trump (41%), sementara polling dari Fox News menunjukkan keunggulan Biden (49%) atas Trump (40%).

Hasil polling juga menunjukkan bahwa Partai Demokrat akan meraih suara terbanyak dari pemilih kulit hitam yang merupakan kelompok pendukung penting. Namun, hal ini tidak menjamin bahwa warga kulit hitam akan sepenuhnya mendukung Biden. Di Colombia, kota di mana Biden mendeklarasikan kemenangan setelah South Carolina, para pengunjuk rasa menyatakan bahwa mereka menuntut lebih dari apa yang dijanjikan calon presiden dalam pemilu. Tidak hanya keadilan bagi kematian Floyd, namun lebih dari itu, perubahan kekuatan politik dan ekonomi yang akan mencegah kematian warga kulit hitam lainnya di masa mendatang.

Dalam wawancara dengan New York Times (31/5), aktivis hak sipil seperti Stacey Abrams dan mantan calon presiden Jesse Jackson menyatakan bahwa jika Demokrat menginginkan warga kulit hitam memberikan suara sepenuhnya dalam pemilu presiden, para pemimpin partai harus mendengarkan alasan mengapa mereka marah. Hal ini tidak hanya cukup dengan ketiadaan Trump. Dalam konteks ini, Biden tidak akan mampu mengatasi rasisme tanpa menggarisbawahi ketidaksetaraan sistemik yang terjadi hanya dengan kembali ke masa pra-Trump. Menurut Jackson, untuk memenangkan pemilu presiden November mendatang dan menepati janjinya untuk mempersatukan Amerika, Biden membutuhkan lebih dari sekedar koalisi yang memenangkannya dalam konvensi Partai Demokrat. Selanjutnya, untuk meraih dukungan pemilih muda, Biden harus menawarkan sesuatu yang lebih besar dari janji mengalahkan Trump sebagai jawaban atas keputusasaan warga kulit hitam. Jika performa Biden mampu menawarkan janji lebih besar bagi warga kulit hitam, bukan mustahil polling yang telah dilakukan beberapa media di AS akan menjadi kenyataan. (*)
(cip)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More