PDIP: Perguruan Tinggi Harus Jadi Infrastruktur Kemajuan Bangsa Indonesia
Minggu, 27 Februari 2022 - 18:17 WIB
Politikus asal Yogyakarta ini mencontohkan, bahwa dengan Pancasila, Indonesia bisa menjadi pemimpin di antara bangsa di dunia, dihormati di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Perlu ada keterlibatan universitas untuk menggaungkan kembali spirit pembumian Pancasila dan agar Indonesia bisa berdiri dengan kaki sendiri, setidaknya di bidang pangan, energi, pertahanan, dan keuangan.
Hasto mengingatkan pesan Presiden Soekarno yang menyebut universitas menjadi city of intellect. "Perguruan Tinggi harus menjadi infrastruktur kemajuan bangsa Indonesia. Enggak akan Indonesia maju tanpa perguruan tingginya maju, jangan dibalik," tutur Hasto.
Sementara itu, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yang kini Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri turut hadir menjadi pemateri. Dia pun mengingatkan bahwa kunci kemajuan bangsa ada di perguruan tinggi.
"Fakta menunjukkan hampir semua leader, baik presiden, gubernur, menteri sampai bupati/wali kota adalah anak kandung perguruan tinggi. Kalau kita ingin memajukan dan memakmurkan bangsa ini, maka startnya harus memperbaiki dan menjadikan kampus kita menjadi world class university," ucap Rokhmin.
Pria asal Cirebon ini mengatakan arena hidup di era highly interconnected, kunci untuk maju ada tiga. Pertama competitiveness (daya saing). Rumus kedua untuk Indonesia Emas 2045 harus mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas, dan harus inklusif, dinikmati seluruh rakyat Indonesia serta harus sustainable," katanya.
Kalau ketiga ini dicapai maka 2045, Indonesia menjadi salah satu kekuataan ekonomi terbesar di dunia. "Tiga hal ini kita bisa capai kalau kita terapkan ekonomi berbasis Pancasila, green economy, dan ekonomi berbasis digital (industri 4.0)," lanjut Rokhmin.
Masih di tempat yang sama, pada sambutannya, Rektor USK Prof Samsul Rizal mengatakan Indonesia patut bersyukur memiliki ideologi yang kuat, yaitu Pancasila, yang sudah teruji sebagai perekat keberagaman baik suku, bahasa, budaya, dan agama.
"Tapi harus kita akui nilai-nilai Pancasila yang semestinya yang menjadi landasan hidup sebagai bangsa, tapi kini nilai luhur tersebut mulai memudar dari jati diri masyarakat kita. Contoh paling sederhana, di media sosial. Bagaimana orang mudah terprovokasi dengan berita yang belum jelas kebenarannya. Ironisnya, yang menyebabkan berita hoaks tak jarang berasal dari orang berpendidikan. Orang yang semestinya jadi panutan masyarakat," kata Rektor USK.
Karena itulah, USK memberikan perhatian penuh kepada upaya pembentukan karakter mahasiswa, melalui mata kuliah pembinaan karakter yang wajib diambil mahasiswa serta berbagai program pembinaan karakter lainnya. "Kami ingin mahasiswa Universitas Syiah Kuala tidak hanya cerdas di bidang akademik saja, tapi juga harus memiliki karakter dan integritas," katanya.
tulis komentar anda