Sudirman Said: Elite Politik Perlu Eling lan Waspada
Kamis, 24 Februari 2022 - 21:20 WIB
Baca juga: Airlangga Hartarto Terima Aspirasi Petani Soal Perpanjangan Masa Jabatan Jokowi
Sudirman mengingatkan, jabatan itu sementara. Umur ada batasnya. Pejabat juga harus ingat, yang sedang diurus itu rakyat semesta, bukan mengurus pribadi dan anggota keluarga. "Kita harus membangun keberanian agar para kaum terdidik bersedia saling mengingatkan, bila bangsa ini ingin selamat. Jangan biarkan kekacauan pikiran, ucapan dan tindakan mewarnai kehidupan bernegara kita," katanya.
Kini, kata mantan Menteri ESDM itu, publik dihadapkan pada kenyataan bahwa pemimpin kementerian yang seharusnya menjaga kerukunan dan kedamaian, malah menyulut kontroversi yang tidak perlu. Seharusnya, para pejabat publik belajar dari almarhum Frans Seda, seorang tokoh bangsa yang lama sekali menjadi pelayan publik dalam jabatan yang tinggi.
"Kata Pak Frans Seda, Menteri atau Pejabat Tinggi Negara itu punya tiga peran. Satu pembantu Presiden. Dua pemimpin sektor/institusi yang dipimpinnya, dan tiga, tokoh masyarakat," ungkapnya.
Sebagai tokoh masyarakat peran itu tak pernah berhenti, meskipun sudah tidak lagi duduk dalam jabatan formal. Bila para pejabat tinggi itu menyadari bahwa dia tokoh masyarakat maka segala ucapan, tindakan, dan perilakunya akan menjadi perhatian dan rujukan publik.
"Kesadaran sebagai tokoh masyarakat ini tampaknya tidak cukup tebal atau mulai luntur. Itu yang membuat pernyataan dan tindakan kontroversial banyak tampil ke wilayah publik," katanya.
Hal ini berdampak pada terseretnya energi bangsa pada kontroversi yang tidak produktif. Selain itu, tindakan konyol atau pernyataan konyol dari pejabat tinggi negara akan menurunkan standar moralitas bernegara.
"Kalau pernyataannya mengabaikan kepatutan, tidak menuju pada kemanfaatan umum, membuat banyak mudharat, maka orang-orang awam juga bisa bersikap, 'dia saja begitu, saya juga bisa lebih konyol lah'," ucapnya.
Diingatkan Sudirman, kerusakan tata nilai bernegara dan berbangsa lebih berbahaya, karena ibarat tubuh manusia, nilai-nilai dan etika adalah nerve systems-nya.
Sudirman mengingatkan, jabatan itu sementara. Umur ada batasnya. Pejabat juga harus ingat, yang sedang diurus itu rakyat semesta, bukan mengurus pribadi dan anggota keluarga. "Kita harus membangun keberanian agar para kaum terdidik bersedia saling mengingatkan, bila bangsa ini ingin selamat. Jangan biarkan kekacauan pikiran, ucapan dan tindakan mewarnai kehidupan bernegara kita," katanya.
Kini, kata mantan Menteri ESDM itu, publik dihadapkan pada kenyataan bahwa pemimpin kementerian yang seharusnya menjaga kerukunan dan kedamaian, malah menyulut kontroversi yang tidak perlu. Seharusnya, para pejabat publik belajar dari almarhum Frans Seda, seorang tokoh bangsa yang lama sekali menjadi pelayan publik dalam jabatan yang tinggi.
"Kata Pak Frans Seda, Menteri atau Pejabat Tinggi Negara itu punya tiga peran. Satu pembantu Presiden. Dua pemimpin sektor/institusi yang dipimpinnya, dan tiga, tokoh masyarakat," ungkapnya.
Sebagai tokoh masyarakat peran itu tak pernah berhenti, meskipun sudah tidak lagi duduk dalam jabatan formal. Bila para pejabat tinggi itu menyadari bahwa dia tokoh masyarakat maka segala ucapan, tindakan, dan perilakunya akan menjadi perhatian dan rujukan publik.
"Kesadaran sebagai tokoh masyarakat ini tampaknya tidak cukup tebal atau mulai luntur. Itu yang membuat pernyataan dan tindakan kontroversial banyak tampil ke wilayah publik," katanya.
Hal ini berdampak pada terseretnya energi bangsa pada kontroversi yang tidak produktif. Selain itu, tindakan konyol atau pernyataan konyol dari pejabat tinggi negara akan menurunkan standar moralitas bernegara.
"Kalau pernyataannya mengabaikan kepatutan, tidak menuju pada kemanfaatan umum, membuat banyak mudharat, maka orang-orang awam juga bisa bersikap, 'dia saja begitu, saya juga bisa lebih konyol lah'," ucapnya.
Diingatkan Sudirman, kerusakan tata nilai bernegara dan berbangsa lebih berbahaya, karena ibarat tubuh manusia, nilai-nilai dan etika adalah nerve systems-nya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda