Hasrat Cak Imin, NU, dan Dilema Pilpres 2024

Selasa, 22 Februari 2022 - 07:45 WIB
“Itu merugikan karena dukungan orang per orang itu kan enggak bisa diukur seberapa kuat, kalau dukungan struktural itu kan dibaca misalnya PCNU Banyuwangi, Probolinggo, itu kan diartikan orang NU Banyuwangi mendukung semua, kan begitu. Sementara dukungan orang perorang susah untuk dikapitalisasi sebagai sebuah dukungan yang kuat,” papar Adi.

Apalagi, Adi melihat, kerugian lain bagi NU yakni, NU bisa dekat dengan kekuatan politik lainnya selain PKB. Sekarang ini, NU juga membuka hati dengan kader-kader NU yang ada di partai lainnya. Belakangan, Gus Yahya nampak lengket dengan PDIP, bukan hanya karena NU punya sejarah yang panjang dengan PDIP, bahkan Gus Yahya menyebut bahwa PDIP dengan NU senyawa.

“Itu tentu kode yang menegaskan bahwa PBNU sekarang juga baik-baik aja hubungannya gitu, bahkan mesra dengan PDIP. Dengan Golkar juga begitu, karena di situ ada variabel Nusron Wahid,” terangnya.

Adi menambahkan, renggangnya NU dan PKB ini sangat erat kaitannya dengan kepentingan di Pemilu 2024. Di satu sisi, NU yang selama ini identik dengan PKB tidak ingin menjadi alat politik parpol tertentu, termasuk PKB karena Gus Yahya bukan bagian dari orang kepercayaan Cak Imin.

Di sisi lain, Cak Imin sudah dideklarasikan sebagai capres 2024, tetapi justru kehilangan dukungan dari NU. “Ini merugikan dan membuat enggak nyaman karena basis pemilih PKB selama ini orangnya NU, sementara NU struktural diharamkan dalam mendukung mendukung. Meriang itu, uring-uringan pasti PKB dan Cak Imin,” tandas aktivis HMI itu.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB Jazilul Fawaid membantah hal itu. Bahkan, kata dia, PKB memiliki hasil survei yang lebih valid, bahwa pengurus PCNU se-Indonesia mendukung Muhaimin Iskandar.

“Setelah dilakukan survei kepada pengurus PCNU se-Indonesia, hasilnya menunjukkan Gus Muhaimin capres dengan tingkat keterpilihan tertinggi,” kata Jazilul saat dihubungi Sindonews pada 12 Februari 2022 lalu.
(rca)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More