Dahsyat! Drone Tempur Buatan Israel Perkuat Pasukan Elite Kopasgat TNI AU
Senin, 07 Februari 2022 - 05:27 WIB
Dikutip dari buku biografinya berjudul “Benny Moerdani Jejak Perjuangan dan Dedikasi si Raja Intelijen” Benny menjalin kerja sama rahasia dengan Israel karena tanggung jawabnya menjaga keselamatan dan keamanan, Presiden Soeharto yang hendak mengunjungi Timur Tengah (Timteng). Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Benny, ada upaya menyerang Presiden Soeharto dari kelompok tertentu saat kunjungan kenegaraan tersebut.
Merasa keselamatan orang dekatnya terancam, Benny dengan sigap langsung menghubungi jaringannya di Israel. “Benny pernah meminta untuk meminjam roket dari Israel agar serangan kepada pesawat kepresidenan saat Presiden Soeharto melakukan perjalanan ke Timur Tengah dapat dibendung,” ucap Salim Said.
Selain meminjam roket, operasi clandestine terbesar Benny Moerdani dengan Israel adalah saat pengadaan pesawat tempur untuk TNI AU. Operasi ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pesawat tempur yang dimiliki TNI AU. Ketika itu, pesawat F-86 dan T-33 yang dimiliki matra udara sudah tua dan diprediksi tidak bisa beroperasi secara maksimal dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia. Jika tidak segera diatasi maka kekuatan pertahanan udara Indonesia lemah sehingga rawan infiltrasi pesawat-pesawat asing.
”Amerika Serikat sebagai mitra hanya mampu memberikan 16 pesawat tempur F-5E/F Tiger II. Namun jumlah itu masih belum cukup untuk memenuhi kekosongan skadron-skadron tempur TNI AU,” kata mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI (Purn) Ashadi Tjahjadi menirukan yang ditulis dalam buku biografinya “Loyalitas Tanpa Pamrih”.
Atas perintah Presiden Soeharto, Benny yang saat itu menjabat sebagai Kepala BAIS kemudian melakukan pembelian 32 pesawat tempur bekas A-4E Skyhawk milik Israel pada 1979. Karena Indonesia tidak punya hubungan diplomatik maka pembelian dilakukan sangat rahasia dengan nama Operasi Alpha, yang diambil dari nama depan pesawat tersebut.
Lihat Juga: 5 Fakta Marsda Wahyu Hidayat Sudjatmiko, Mantan Danpaspampres yang Pernah Satu Angkatan dengan KSAU di AAU
Merasa keselamatan orang dekatnya terancam, Benny dengan sigap langsung menghubungi jaringannya di Israel. “Benny pernah meminta untuk meminjam roket dari Israel agar serangan kepada pesawat kepresidenan saat Presiden Soeharto melakukan perjalanan ke Timur Tengah dapat dibendung,” ucap Salim Said.
Selain meminjam roket, operasi clandestine terbesar Benny Moerdani dengan Israel adalah saat pengadaan pesawat tempur untuk TNI AU. Operasi ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pesawat tempur yang dimiliki TNI AU. Ketika itu, pesawat F-86 dan T-33 yang dimiliki matra udara sudah tua dan diprediksi tidak bisa beroperasi secara maksimal dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia. Jika tidak segera diatasi maka kekuatan pertahanan udara Indonesia lemah sehingga rawan infiltrasi pesawat-pesawat asing.
”Amerika Serikat sebagai mitra hanya mampu memberikan 16 pesawat tempur F-5E/F Tiger II. Namun jumlah itu masih belum cukup untuk memenuhi kekosongan skadron-skadron tempur TNI AU,” kata mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI (Purn) Ashadi Tjahjadi menirukan yang ditulis dalam buku biografinya “Loyalitas Tanpa Pamrih”.
Atas perintah Presiden Soeharto, Benny yang saat itu menjabat sebagai Kepala BAIS kemudian melakukan pembelian 32 pesawat tempur bekas A-4E Skyhawk milik Israel pada 1979. Karena Indonesia tidak punya hubungan diplomatik maka pembelian dilakukan sangat rahasia dengan nama Operasi Alpha, yang diambil dari nama depan pesawat tersebut.
Lihat Juga: 5 Fakta Marsda Wahyu Hidayat Sudjatmiko, Mantan Danpaspampres yang Pernah Satu Angkatan dengan KSAU di AAU
(cip)
tulis komentar anda