Tak Disangka! Bocah Pencuci Truk Ini Jadi Jenderal Kostrad hingga Dipercaya Andika Perkasa
Minggu, 30 Januari 2022 - 12:39 WIB
Terlahir dari keluarga sangat sederhana di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, dia merasakan betul pahitnya hidup. Apalagi sebagai sulung dari tujuh bersaudara, Susilo merasa harus ikut bertanggung jawab membantu orangtua.
“Saya sering mengalah karena adik saya masih kecil-kecil, sehingga kadang-kadang saya sebagai anak laki-laki pertama, saat itu sekolah kadang-kadang masuk, kadang-kadang enggak,” kata Susilo dalam sebuah video yang diunggah di akun resmi Youtube TNI AD, dikutip Minggu (30/1/2021).
Susilo menuturkan, bukan tanpa alasan dirinya kerap tak masuk sekolah. Tanpa sepengetahuan ibunya, dia sering bekerja untuk menambah penghasilan keluarga.
Tentara yang mengawali karier sebagai Pama Kostrad itu mengisahkan, tak jauh dari tempat tinggalnya, persisnya di kawasan Binangun, menjadi tempat pemberhentian truk. Di situlah dia mencari nafkah tambahan.
“Ikut saya sama anak-anak situ untuk mencuci mobil (truk). Kadang-kadang sampai malam, karena di rumah hanya dua kamar. Bayangkan tujuh anak dengan dua kamar, jadi kadang-kadang saya mengalah,” tuturnya.
Brigjen TNI Susilo bersama istri tercinta, Ny Tini Susilo. Foto/Dispenad
Lantas bagaimana Susilo bisa menjadi tentara? Semula, tak terbayang dirinya bakal berkarier di militer. Teman di SMAN 1 Lasem lah yang mengubah jalan hidupnya. Begitu lulus SMA, oleh temannya sebangku itu dia diajak masuk Akabri (kini Akmil).
Lucunya, ketika itu Susilo tak tahu Akabri. Maklum anak desa ditambah saat itu akses informasi sangat jarang. Koran, kata dia, bahkan tak selalu ada di desanya. Justru yang dia tahu hanya Marinir.
“Saya tanya, Akabari itu bagaimana,” kata Susilo. Sang sahabat tadi lantas menunjukkan sebuah foto bergambar deretan siswa Taruna. Kebetulan kakak temannya tadi sedang menempuh pendidikan di Akabri.
“Saya sering mengalah karena adik saya masih kecil-kecil, sehingga kadang-kadang saya sebagai anak laki-laki pertama, saat itu sekolah kadang-kadang masuk, kadang-kadang enggak,” kata Susilo dalam sebuah video yang diunggah di akun resmi Youtube TNI AD, dikutip Minggu (30/1/2021).
Susilo menuturkan, bukan tanpa alasan dirinya kerap tak masuk sekolah. Tanpa sepengetahuan ibunya, dia sering bekerja untuk menambah penghasilan keluarga.
Tentara yang mengawali karier sebagai Pama Kostrad itu mengisahkan, tak jauh dari tempat tinggalnya, persisnya di kawasan Binangun, menjadi tempat pemberhentian truk. Di situlah dia mencari nafkah tambahan.
“Ikut saya sama anak-anak situ untuk mencuci mobil (truk). Kadang-kadang sampai malam, karena di rumah hanya dua kamar. Bayangkan tujuh anak dengan dua kamar, jadi kadang-kadang saya mengalah,” tuturnya.
Brigjen TNI Susilo bersama istri tercinta, Ny Tini Susilo. Foto/Dispenad
Lantas bagaimana Susilo bisa menjadi tentara? Semula, tak terbayang dirinya bakal berkarier di militer. Teman di SMAN 1 Lasem lah yang mengubah jalan hidupnya. Begitu lulus SMA, oleh temannya sebangku itu dia diajak masuk Akabri (kini Akmil).
Lucunya, ketika itu Susilo tak tahu Akabri. Maklum anak desa ditambah saat itu akses informasi sangat jarang. Koran, kata dia, bahkan tak selalu ada di desanya. Justru yang dia tahu hanya Marinir.
“Saya tanya, Akabari itu bagaimana,” kata Susilo. Sang sahabat tadi lantas menunjukkan sebuah foto bergambar deretan siswa Taruna. Kebetulan kakak temannya tadi sedang menempuh pendidikan di Akabri.
tulis komentar anda