Soal Keberangkatan CPMI, Kinerja dan Pelayanan BP2MI Diapresiasi
Jum'at, 28 Januari 2022 - 06:03 WIB
JAKARTA - Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) asal Cirebon, Lutfi Hidayat, mengapresiasi kinerja Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Pasalnya, ia merasa puas atas pelayanan yang diberikan BP2MI, khususnya saat proses keberangkatan CPMI ke negara penempatan.
Baca juga: Jerih Payah BP2MI Menjaga Pekerja Migran, Tugas Berat di Tengah Anggaran Seret
"Saya merasa sangat ada perbedaan banyak dari pertama kali saya berangkat sampai yang kedua ini. Karena saya PMI re-entry, jadi merasakan perbedaan yang sangat bagus, mulai dari fasilitas karantina juga tempatnya bagus," ujar Lutfi saat dimintai keterangan, di Wisma Hijau, Depok, Kamis (27/9/2022).
Lutfi yang berangkat melalui program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan ini bersyukur karena pelayanan yang diberikan BP2MI telah maksimal dilakukan. Sehingga, ia merasa perhatian dari pemerintah terhadap pekerja Indonesia di luar negeri sangat baik.
"Jadi kita tuh merasa PMI benar-benar sangat dihargai banget. Support terus, bagus buat BP2MI sekarang," terangnya.
Ia mengungkapkan, terkait banyaknya sentimen negatif di media sosial terhadap pemerintah soal PMI, hanya hasutan-hasutan dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Karena ia merasakan sendiri bahwa CPMI sangat dilayani dengan baik, bahkan dilindungi hak-haknya.
"Jujur, yang dari Facebook dulu banyak yang menghujat kepada pemerintah. Namun setelah datang ke sini, semuanya berubah pikiran. Pokoknya mantap buat BP2MI. Salut," tutupnya.
Terkait hal itu, Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan, maraknya hasutan di media sosial dilakukan oleh pihak yang memanfaatkan momentum penutupan atau penundaan keberangkatan CPMI ke luar negeri akibat situasi pandemi Covid-19.
"Selama ini terlalu banyak di hasut di media sosial dituduhkan penutupan karena pemerintah Indonesia atau dituduhkan penutupan karena BP2MI. Apa urusannya negara menutup atau menghalangi orang bekerja, tapi kan hasutan-hasutan di media sosial ramai," ujar Benny saat pelepasan 98 orang CPMI program G to G ke Korea Selatan, di Wisma Hijau, Depok, Kamis (27/9/2022).
Baca juga: Jerih Payah BP2MI Menjaga Pekerja Migran, Tugas Berat di Tengah Anggaran Seret
"Saya merasa sangat ada perbedaan banyak dari pertama kali saya berangkat sampai yang kedua ini. Karena saya PMI re-entry, jadi merasakan perbedaan yang sangat bagus, mulai dari fasilitas karantina juga tempatnya bagus," ujar Lutfi saat dimintai keterangan, di Wisma Hijau, Depok, Kamis (27/9/2022).
Lutfi yang berangkat melalui program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan ini bersyukur karena pelayanan yang diberikan BP2MI telah maksimal dilakukan. Sehingga, ia merasa perhatian dari pemerintah terhadap pekerja Indonesia di luar negeri sangat baik.
"Jadi kita tuh merasa PMI benar-benar sangat dihargai banget. Support terus, bagus buat BP2MI sekarang," terangnya.
Ia mengungkapkan, terkait banyaknya sentimen negatif di media sosial terhadap pemerintah soal PMI, hanya hasutan-hasutan dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Karena ia merasakan sendiri bahwa CPMI sangat dilayani dengan baik, bahkan dilindungi hak-haknya.
"Jujur, yang dari Facebook dulu banyak yang menghujat kepada pemerintah. Namun setelah datang ke sini, semuanya berubah pikiran. Pokoknya mantap buat BP2MI. Salut," tutupnya.
Terkait hal itu, Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan, maraknya hasutan di media sosial dilakukan oleh pihak yang memanfaatkan momentum penutupan atau penundaan keberangkatan CPMI ke luar negeri akibat situasi pandemi Covid-19.
"Selama ini terlalu banyak di hasut di media sosial dituduhkan penutupan karena pemerintah Indonesia atau dituduhkan penutupan karena BP2MI. Apa urusannya negara menutup atau menghalangi orang bekerja, tapi kan hasutan-hasutan di media sosial ramai," ujar Benny saat pelepasan 98 orang CPMI program G to G ke Korea Selatan, di Wisma Hijau, Depok, Kamis (27/9/2022).
Lihat Juga :
tulis komentar anda