Jejak Ferdinand Hutahaean: Dari Relawan Jokowi ke Prabowo-Sandi lalu Dilaporkan ke Polisi
Kamis, 06 Januari 2022 - 15:57 WIB
Di masa ini pula, Ferdinand terbilang cukup akrab dan bisa memahami sikap dan pemikiran kelompok Islam, yang oleh sebagian orang dianggap garis keras. Buktinya, Ferdinand juga hadir dalam reuni aksi 212 tahun 2018, tampil dengan kemeja putih lengan panjang lengkap dengan songkok hitam.
Di Demokrat, Ferdinand mau tak mau mesti mengikuti arah dan kebijakan politik resmi partai. Di Pilpres 2019, Ferdinand ditunjuk sebagai juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Tetapi hal itu tak lama bertahan. Belum juga hari pemungutan suara, Ferdinand memutuskan mundur karena kecewa dengan perilaku pendukung Prabowo-Sandi.
Namun, ujung-ujungnya, Ferdinand memutuskan mundur dan menarik dukungannya. Hal itu disebabkan oleh cuitan netizen pendukung Prabowo-Sandi yang menyerang istri Ketua Umum Demokrat --saat itu-- Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono.
Pada Oktober 2020, Ferdinand mundur dari Partai Demokrat. Dia berasalan ada perbedaan prinsip dengan kebijakan partai, salah satu contohnya terkait UU Omnibus Law Cipta Kerja. Sementara Ferdinand mendukung, Demokrat menolak UU tersebut.
Sejak keluar dari Demokrat, Ferdinand terus memposisikan diri sebagai orang yang berseberangan dengan kelompok yang dianggapnya garis keras, kadrun, dan sebagainya. Belakangan dia kerap tampil sebagai direktur eksekutif Indonesia Police Monitoring.
Di Demokrat, Ferdinand mau tak mau mesti mengikuti arah dan kebijakan politik resmi partai. Di Pilpres 2019, Ferdinand ditunjuk sebagai juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Tetapi hal itu tak lama bertahan. Belum juga hari pemungutan suara, Ferdinand memutuskan mundur karena kecewa dengan perilaku pendukung Prabowo-Sandi.
Namun, ujung-ujungnya, Ferdinand memutuskan mundur dan menarik dukungannya. Hal itu disebabkan oleh cuitan netizen pendukung Prabowo-Sandi yang menyerang istri Ketua Umum Demokrat --saat itu-- Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono.
Pada Oktober 2020, Ferdinand mundur dari Partai Demokrat. Dia berasalan ada perbedaan prinsip dengan kebijakan partai, salah satu contohnya terkait UU Omnibus Law Cipta Kerja. Sementara Ferdinand mendukung, Demokrat menolak UU tersebut.
Sejak keluar dari Demokrat, Ferdinand terus memposisikan diri sebagai orang yang berseberangan dengan kelompok yang dianggapnya garis keras, kadrun, dan sebagainya. Belakangan dia kerap tampil sebagai direktur eksekutif Indonesia Police Monitoring.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda