Jejak Ferdinand Hutahaean: Dari Relawan Jokowi ke Prabowo-Sandi lalu Dilaporkan ke Polisi

Kamis, 06 Januari 2022 - 15:57 WIB
loading...
Jejak Ferdinand Hutahaean:...
Ferdinand Hutahaean dilaporkan ke polisi karena cuitannya yang dianggap SARA. Foto/Instagram
A A A
JAKARTA - Ferdinand Hutahaean menyulut kontroversi. Cuitannya pada Selasa (4/1/2022) dianggap kelewat batas menerjang tembok SARA.
Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela,” tulis dia lewat akun @FerdinandHaean3.

Gara-gara twit tersebut masyarakat gerah. Tagar #Tangkap Ferdinand bergema menjadi trending Twitter. Tak lama berselang, twit itu dihapusnya. Tetapi sikap itu tak mengurungkan niat sejumlah elemen masyarakat untuk melaporkan mantan anggota Partai Demokrat tersebut ke polisi.



Kendati tak menyebut agama tertentu, sebutan Allah dianggap cukup untuk menyimpulkan agama atau kelompok mana yang dimaksud Ferdinand. Kata sebutan Tuhan itu hanya dikenal dalam Islam dan Kristen. Ferdinand sendiri berposisi sebagai agnostik, tidak beragama tapi ber-Tuhan.

Sebagai aktivis politik, Ferdinand cukup kenyang dengan kontroversi. Sempat membuat Indonesia Energy Watch, nama Ferdinand mulai dikenal ketika menjadi ketua DPP Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) pada Pilpres 2014.

Di kelompok relawan ini, lelaki kelahiran 18 September 1977 ini terbilang cukup gigih memperjuangkan kemenangan Jokowi. Yang fenomenal adalah ketika menggelar aksi bentang 1.161 spanduk dukungan untuk Jokowi di berbagai lokasi di Jakarta. Tetapi dia berbalik arah 180 derajat mengkritik Jokowi setelah tak lama setelah mulai resmi menjabat presiden.

Jejak Ferdinand Hutahaean: Dari Relawan Jokowi ke Prabowo-Sandi lalu Dilaporkan ke Polisi


Sekitar Mei 2017, Ferdinand akhirnya berlabuh di Partai Demokrat. Dia sempat menjabat sebagai Kadiv Hukum dan Advokasi periode 2015-2020. Di era kepempimpinan AHY, Ferdinand ditunjuk menjadi Kepala Biro Energi dan Sumber Daya Mineral Departemen VII.

Di masa ini pula, Ferdinand terbilang cukup akrab dan bisa memahami sikap dan pemikiran kelompok Islam, yang oleh sebagian orang dianggap garis keras. Buktinya, Ferdinand juga hadir dalam reuni aksi 212 tahun 2018, tampil dengan kemeja putih lengan panjang lengkap dengan songkok hitam.

Di Demokrat, Ferdinand mau tak mau mesti mengikuti arah dan kebijakan politik resmi partai. Di Pilpres 2019, Ferdinand ditunjuk sebagai juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Tetapi hal itu tak lama bertahan. Belum juga hari pemungutan suara, Ferdinand memutuskan mundur karena kecewa dengan perilaku pendukung Prabowo-Sandi.



Namun, ujung-ujungnya, Ferdinand memutuskan mundur dan menarik dukungannya. Hal itu disebabkan oleh cuitan netizen pendukung Prabowo-Sandi yang menyerang istri Ketua Umum Demokrat --saat itu-- Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono.

Pada Oktober 2020, Ferdinand mundur dari Partai Demokrat. Dia berasalan ada perbedaan prinsip dengan kebijakan partai, salah satu contohnya terkait UU Omnibus Law Cipta Kerja. Sementara Ferdinand mendukung, Demokrat menolak UU tersebut.

Sejak keluar dari Demokrat, Ferdinand terus memposisikan diri sebagai orang yang berseberangan dengan kelompok yang dianggapnya garis keras, kadrun, dan sebagainya. Belakangan dia kerap tampil sebagai direktur eksekutif Indonesia Police Monitoring.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1294 seconds (0.1#10.140)