Zulkifli Lubis, Bapak Intelijen Indonesia yang Tak Bisa Dikuasai Komunis
Jum'at, 31 Desember 2021 - 05:32 WIB
"Jadi, saya mengalami beberapa kali pembubaran. Ada yang karena kebutuhan organisasi tapi ada juga karena politis karena orang tidak bisa menguasai saya," kata Lubis.
Akibat Perundingan Renville, kabinet Amir Sjarifuddin jatuh pada Januari 1948 KP V dibubarkan kemudian dibentuk Staf Umum Angkatan Darat (SUAD). Bagian I SUAD menjadi organisasi intelijen. Lubis kembali menjadi pemimpinnya merangkap kepala Markas Bear Komando Djawa (MBKD-I).
Setelah penyerahan kedaulatan, organisasi intel kembali berubah. Namanya menjadi Intelijen Kementerian Pertahanan (IKP) dengan Lubis tetap sebagai kepalanya.
Lubis lantas membentuk Bisap (Biro Informasi Angkatan Perang) pada 1952. Bisap bertugas menyiapkan info strategis untuk Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Angkatan Perang Mayjen (TNI) TB Simatupang.
Akibat Peristiwa 17 Oktober 1952, Bisap dibubarkan. Permintaan Lubis kepada TB Simatupang agar tak membubarkan Bisap pun ditolak. Semenjak peristiwa itu, Lubis tak lagi aktif di intelijen Tanah Air.
Akibat Perundingan Renville, kabinet Amir Sjarifuddin jatuh pada Januari 1948 KP V dibubarkan kemudian dibentuk Staf Umum Angkatan Darat (SUAD). Bagian I SUAD menjadi organisasi intelijen. Lubis kembali menjadi pemimpinnya merangkap kepala Markas Bear Komando Djawa (MBKD-I).
Setelah penyerahan kedaulatan, organisasi intel kembali berubah. Namanya menjadi Intelijen Kementerian Pertahanan (IKP) dengan Lubis tetap sebagai kepalanya.
Lubis lantas membentuk Bisap (Biro Informasi Angkatan Perang) pada 1952. Bisap bertugas menyiapkan info strategis untuk Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Angkatan Perang Mayjen (TNI) TB Simatupang.
Baca Juga
Akibat Peristiwa 17 Oktober 1952, Bisap dibubarkan. Permintaan Lubis kepada TB Simatupang agar tak membubarkan Bisap pun ditolak. Semenjak peristiwa itu, Lubis tak lagi aktif di intelijen Tanah Air.
(kri)
tulis komentar anda