Diplomasi Amerika ke Asia Tenggara

Kamis, 16 Desember 2021 - 14:56 WIB
Bebas Terbuka

Arti penting hubungan kedua negara juga bisa dibaca dalam kerangka kepentingan kawasan. Amerika Serikat dan Indonesia memiliki visi yang sama akan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, termasuk komitmen terhadap kebebasan navigasi dan penerbangan. Posisi ini penting misalnya mencermati agresivitas Tiongkok yang memiliki sengketa dengan banyak negara terkait Laut Tiongkok Selatan (LTS) seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Vietnam bahkan Indonesia serta Taiwan. Agresifitas Tiongkok ini tidak hanya menjadi perhatian para pemimpin ASEAN namun juga negara besar dunia termasuk Amerika, Inggris, dan Australia.

Singgungan dengan Indonesia misalnya juga terjadi pada awal 2020 dan awal Desember 2021 lalu dalam isu Natuna. Dalam kaitan itu, kemitraan strategis dengan Amerika ini tentu menjadi bagian bandul penyeimbang, agar negara agresif berfikir ulang ulang berlaku sembronoterhadap Indonesia dan kawasan. Realisme politik internasional mengajarkan bahwa untuk menghadapi negara kuat yang agresif maka diperlukan penyeimbangan kekuatan dengan peningkatan kekuatan militer atau menggalang aliansi/ kemitraan/ persekutuan. Oleh karenanya ini menjadi bagian dari topangan diplomasi yang memadai.

Dalam kaitan itu pula maka bukan berarti kita akan berada pada orbit dan tunduk pada tekanan Amerika atau lainnya. Tentu politik luar negeri kita akan terus diupayakan dalam spirit bebas dan aktif. Hubungan bilateral dengan Tiongkok juga penting dan menjadi bagian penyeimbang dari dominasi Amerika dan sekutunya.

Secara ekonomi, Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar RI dan sumber investasi ketiga. Pada periode Januari – September 2021, total perdagangan kedua negara mencapai level tertinggi dalam kurun waktu 20 tahun kerja sama yaitu mencapai USD85,3 miliar atau naik 52,8% dibandingkan capaian tahun lalu. Nilai ekspor kita mencapai USD42,8 miliar tumbuh 59,7% dibandingkan 2020 dan ada prediksi bahwa di akhir tahun kita bisa mencapai surplus. Di bidang investasi, Badan Koordinasi Penananaman Modal (BKPM) mencatat bahwa penanaman modal Tiongkok mencapai sebesar USD2,3 miliar ke Indonesia pada Januari hingga September 2021. Nilai investasi ini berada di peringkat ketiga sebagai investor asing terbesar Indonesia.

Perebutan pengaruh kekuatan besar menjadi bagian ujian peran internasional Indonesia. Prinsip bebas aktif serta spirit jutaan teman dan nol musuh (million friends zero enemy) masih terus kontekstual dalam diplomasi demi kepentingan nasional, stabilitas kawasan, dan perdamaian dunia.

(bmm)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More