Dampak Corona, Pemerintah Diminta Utamakan Pangan Setelah Kesehatan
Kamis, 23 April 2020 - 08:25 WIB
JAKARTA - Saat ini pemerintah tengah fokus melakukan penanganan pandemi corona (Covid-19). Namun, di saat yang bersamaan, pemerintah juga harus memperhatikan sektor pangan atau pertanian.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Hasan Aminuddin mengatakan, pangan harus menjadi garda terdepan setelah kesehatan yang wajib diprioritaskan pengembangannya oleh pemerintah. “Pangan harus menjadi sektor kedua yang wajib dipertahankan negara, karena negara tidak akan mungkin selalu berharap pada impor pangan di tengah pandemi Covid-19,” ujar Hasan Aminuddin, di Jakarta, kemarin.
Dunia saat ini, lanjut Hasan, tengah fokus mengamankan cadangan pangan. Namun, ironisnya kondisi ini tidak dilakukan Pemerintah Indonesia. Bahkan, anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) dipangkas sebesar Rp7,01 triliun dari semula Rp21,05 triliun menjadi Rp14,04 triliun.
Akibatnya, bantuan benih, bibit, pupuk, asuransi pertanian, pengadaan alsintan, perbaikan jaringan pengairan, serta pengadaan pakan juga akan terdampak pemotongan anggarannya. “Bagaimana petani bisa menanam jika subsidi pupuk maupun benih dikurangi? Bagaimana peternak semangat beternak kembali? Bagaimana rakyat bisa mendapatkan pangan yang cukup?” ujar Hasan.
Menurutnya, pada saat pandemi Covid-19 ini, masyarakat lebih membutuhkan pangan yang layak dibandingkan dengan uang. Di tengah pandemi Covid-19 ini, Hasan Aminuddin mengusulkan ke pemerintah daerah agar menambahkan komponen bahan pangan ayam maupun komoditi unggulan daerah ke dalam bantuan sosial maupun di dalam Bantuan Pangan Nontunai/Kartu Sembako.
Alhasil, pemenuhan pangan masyarakatnya tidak hanya dipenuhi melalui beras maupun telur, melainkan juga ayam atau komoditi daerah setempat. Hal ini bertujuan melindungi masyarakat maupun petani setempat agar semangat memproduksi bahan pangannya sehingga kesejahteraan hidup masyarakatnya bisa terjamin.
Negara harus hadir dengan memberikan stimulus kepada petani yang bertujuan bukan hanya untuk mengamankan ketersediaan pangan saat terjadinya wabah pandemi Covid-19, melainkan juga untuk mempersiapkan negara dalam memulihkan perekonomian setelah pandemi Covid-19. “Karena hanya pangan yang mampu bertahan dan dapat mengembalikan perekonomian negara,” katanya. (Sudarsono)
Wakil Ketua Komisi IV DPR Hasan Aminuddin mengatakan, pangan harus menjadi garda terdepan setelah kesehatan yang wajib diprioritaskan pengembangannya oleh pemerintah. “Pangan harus menjadi sektor kedua yang wajib dipertahankan negara, karena negara tidak akan mungkin selalu berharap pada impor pangan di tengah pandemi Covid-19,” ujar Hasan Aminuddin, di Jakarta, kemarin.
Dunia saat ini, lanjut Hasan, tengah fokus mengamankan cadangan pangan. Namun, ironisnya kondisi ini tidak dilakukan Pemerintah Indonesia. Bahkan, anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) dipangkas sebesar Rp7,01 triliun dari semula Rp21,05 triliun menjadi Rp14,04 triliun.
Akibatnya, bantuan benih, bibit, pupuk, asuransi pertanian, pengadaan alsintan, perbaikan jaringan pengairan, serta pengadaan pakan juga akan terdampak pemotongan anggarannya. “Bagaimana petani bisa menanam jika subsidi pupuk maupun benih dikurangi? Bagaimana peternak semangat beternak kembali? Bagaimana rakyat bisa mendapatkan pangan yang cukup?” ujar Hasan.
Menurutnya, pada saat pandemi Covid-19 ini, masyarakat lebih membutuhkan pangan yang layak dibandingkan dengan uang. Di tengah pandemi Covid-19 ini, Hasan Aminuddin mengusulkan ke pemerintah daerah agar menambahkan komponen bahan pangan ayam maupun komoditi unggulan daerah ke dalam bantuan sosial maupun di dalam Bantuan Pangan Nontunai/Kartu Sembako.
Alhasil, pemenuhan pangan masyarakatnya tidak hanya dipenuhi melalui beras maupun telur, melainkan juga ayam atau komoditi daerah setempat. Hal ini bertujuan melindungi masyarakat maupun petani setempat agar semangat memproduksi bahan pangannya sehingga kesejahteraan hidup masyarakatnya bisa terjamin.
Negara harus hadir dengan memberikan stimulus kepada petani yang bertujuan bukan hanya untuk mengamankan ketersediaan pangan saat terjadinya wabah pandemi Covid-19, melainkan juga untuk mempersiapkan negara dalam memulihkan perekonomian setelah pandemi Covid-19. “Karena hanya pangan yang mampu bertahan dan dapat mengembalikan perekonomian negara,” katanya. (Sudarsono)
(ysw)
tulis komentar anda