Ilmu sebagai Kekalahan

Senin, 08 Juni 2020 - 16:10 WIB
Di Indonesia, sejak kebangkitan ekonomi dan investasi modal pasca runtuhnya Orde Baru, pasar telah menggaet sentimen keagamaan. Modal besar di pasar dan tren publik menyatu dengan kebangkitan konservatisme. Bisnis dan popularitas selalu terkait dengan sentimen publik pada penampilan kesalehan di muka umum. Semua berbau agama layak dibisniskan dan ternyata membawa profit.

Faktor agama telah mendongkrak politik dan juga sektor bisnis. Para artis dan figur publik sadar betul bahwa faktor kesalehan cukup efektif dan layak dipertimbangkan untuk menarik simpati massa.

Perlu disadari bahwa ilmu pengetahuan tampaknya belum serius akan kawin dengan makhluk jenis apa pun di negeri ini: politik dan ekonomi tampaknya masih ogah untuk bergandengan dengan ilmu. Belum ada ilmuan yang nekat dengan modalnya. Belum ada pula sambutan modal besar yang mendanai riset yang ambisius.

Kitab berharap dan tetap optimis, sambil melihat negeri lain di Asia seperti Singapura, Korea, China dan Jepang. Kapitalisme dan pasar bebas, jika sistem ini dianggap paling relevan dengan demokrasi saat ini, perlu disuntik dengan sains dan teknologi, tidak hanya mempertahankan permainan mimbar sambil memoles penampilan khusuk dan kata-kata saleh.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(dam)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More